Dalam busana nasional Indonesia, rambut adalah mahkota, begitulah istilah yang ada. Rambut sendiri memiliki peran penting bagi pemiliknya. Penataan rambut tertentu dapat menambah keanggunan, menunjukkan identitas, atau bahkan tingkat kedudukan seseorang.
Sanggul merupakan tatanan rambut yang tercipta oleh leluhur bangsa Indonesia. Setiap daerah memiliki ciri keunikan bentuk sanggul yang terlihat dari bentuk, bagaimana membuatnya, dan ornamen hiasan pada sanggul tersebut. Sanggul merupakan sesuatu yang lumrah dan selalu dipakai dalam keseharian perempuan sejak dahulu.
Di antara jenis-jenis sanggul yang beragam, setidaknya ada 5 macam sanggul yang memiliki makna tersendiri, diantaranya:
- Sanggul Ciwidey (Jawa Barat)
Sanggul Ciwidey merupakan sanggul khas masyarakat Sunda. Nama ciwidey diambil dari nama kota Ciwidey yang terletak di sebelah selatan Kota Bandung. Sanggul ini kerap disebut sanggul kesundaan, sanggul pasundan, atau sanggul kebesaran. Kaum bangsawan dan rakyat biasa mengenakan sanggul ini. - Sanggul Ukel Tekuk (Yogyakarta, Jawa Tengah)
Dahulu, sanggul ukel tekuk umum digunakan di lingkungan Keraton Ngayogyadiningrat, mulai dari permaisuri, selir, para putri raja, dan para inang pengasuh (emban). Namun, kini sanggul ukel tekuk telah dikenakan oleh masyarakat luas di Yogyakarta. Kaum perempuan yang mengenakan sanggul berarti telah lepas dari masa kanak-kanak dan mulai menginjak masa kedewasaan. - Sanggul Ukel Konde (Solo, Jawa Tengah)
Sanggul ukel konde berasal dari daerah Solo, Jawa Tengah. Ukel konde termasuk sanggul yang populer dikenakan saat acara resmi, terutama acara besar di Indonesia. Dalam penggunaannya, sanggul berbentuk bulat menonjol ini diletakkan agak di atas kepala. - Sanggul Pusung Tagel (Bali)
Sanggul pusung tagel ini lazimnya dipakai oleh para perempuan Bali yang telah menikah. Setiap bagian pusung tagel memiliki nama, pusungan di sebelah kiri disebut penyawat, sanggul bulat disebut batun, dan pusungan di sebelah kanan disebut tagelan. - Sanggul Timpus (Sumatra Utara)
Sanggul timpus dalam bahasa Batak memiliki arti membungkus. Sesuai dengan namanya, sanggul ini tidak hanya untuk merapikan rambut, tetapi juga sebagai penyimpanan alat-alat yang sangat perlu, misalnya daun sirih. Daun sirih pada sanggul berguna sebagai hiasan dan pengerat.
Bagi Sobat Andi yang tertarik dengan informasi tentang “Pesona Kebaya & Batik”, silahkan untuk mengunjungi link di bawah ini.
Sumber : “Pesona Kebaya & Batik”