Keluarga adalah segalanya. Tidak ada yang lebih penting bahkan lebih kuat dari ikatan keluarga. Keluarga adalah tempat pertama kita menemukan cara mencintai, berbicara, berhubungan dengan orang lain, dan juga belajar cara hidup. Keluarga juga menjadi tempat dimana kita belajar tentang betapa pentingnya mengembangkan konsep diri, karena akan seperti apa diri kita di masa depan, semua dimulai dari kehidupan keluarga.
Maka melalui tulisan ini ita akan membahas lima prinsip pola asuh positif yang dapat dijadikan pedoman pola asuh yang berakar pada koneksi dan bukan hanya sekedar metode kedisiplinan yang umum dilakukan orang tua untuk membesarkan anak-anak.
Lima prinsip untuk menerapkan pola asuh positif pada anak, diantaranya:
- Keterikatan
Kegagalan orang tua dalam mengembangkan ikatan yang kuat, dapat menghasilkan masalah dalam tingkah laku anak terhadap orang tua. - Hormat
Anak-anak adalah manusia utuh yang berhak mendapatkan pertimbangan yang sama dengan yang kita berikan kepada orang dewasa. Anak-anak juga berhak untuk diperlakukan dengan cara yang bijaksana dan sopan. Hal ini akan membentuk kepribadian anak yang memiliki rasa hormat kepada orang tua dan orang lain di saat mereka dewasa. - Pola asuh proaktif
Salah satu contoh pola asuh proaktif adalah ketika Anda melihat seorang balita mulai frustasi dengan saudara atau temannya, dan Anda bersikap aktif sebagai penengah serta mengajarkan anak bagaimana harus bersikap dalam masalah tersebut. - Kepemimpinan yang berempati
Mengoreksi tingkah laku adalah bagian penting dari pengasuhan, empati merupakan cara yang efektif untuk masuk menuju hati anak-anak dan mampu membuat anak untuk lebih terbuka kepada orang tua mereka. - Disiplin positif
Disiplin positif adalah pengubahan metode dari penghukuman menjadi pengajaran aktif dan mendorong anak-anak untuk mampu menyelesaikan masalah dengan mandiri.
Bagi Sobat Andi yang tertarik dengan informasi lengkap tentang “Pola Asuh Positif”, Anda dapat menemukannya pada link yang tertera di bawah ini.
Sumber: Pola Asuh Positif