Teknologi drone makin menarik perhatian banyak kalangan, terutama di bidang bisnis. Fungsinya yang mampu diterapkan ke dalam berbagai misi menjadi pertimbangan utama. Drone dianggap dapat membantu dalam peningkatan produktivitas, penekanan biaya operasional, dan meminimalisasi resiko kecelakaan.
Dewasa ini, drone juga diaplikasikan ke dalam berbagai layanan, seperti:
- Pengiriman komersial
- Pengawasan keamanan
- Eksplorasi tambang, minyak, dan mineral
- Bantuan kesehatan darurat
- Pembuatan film, dll
Ada banyak jenis drone apabila dilihat dari bentuk, ukuran, konfigurasi, serta fungsi nya yang sangat bervariasi. Perkembangan kontrol otomatis membuat drone mampu berubah menjadi pesawat tanpa awak yang kompleks dan rumit. Secara garis besar ada dua tipe drone yaitu, drone kontrol jarak jauh (Pilot) dan Drone dengan autopilot.
Pengendali utama dikenal sebagai flight controller (FC) ataupun main controller (MC), yanga dalah komputer mini yang dipasang sebagai pengendali utama sebuah drone. Biasanya FC diprogram menggunakan Robot Operating Systems (ROS), yang bertugas mengumpulkan informasi ketinggian, kecepatan, arah, kemiringan, dll
Adapun jenis sensor yang umum digunakan dalam sebuah flight controller adalah sebagai berikut:
- Accellerometer, yaitu sensor pendeteksi kecepatan dan perubahan posisi.
- Magnetometer, yaitu sensor pendeteksi ke arah mana flight controller menghadap (kompas).
- Gyroscope, yaitu sensor pendeteksi perubahan arah gerak.
- Barometer, yaitu sensor pendeteksi perubahan tekanan udara (penentu ketinggian), dan biasanya juga sensor GPS.
Bagi Sobat Andi yang tertarik dengan informasi lengkap tentang “Desain dan Pemrograman Drone Cerdas”, Anda dapat menemukannya pada link di bawah ini.
Sumber : Desain dan Pemrograman Drone Cerdas
Ebook : Desain dan Pemrograman Drone Cerdas