PT Freeport Indonesia baru-baru ini mengumumkan bahwa telah terjadi insiden kebakaran di pabrik asam sulfat yang berada di smelter tembaga di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur. Kebakaran ini terjadi pada tanggal 14 Oktober 2024, sekitar pukul 17.45 WIB. Katri Krisnati, yang menjabat sebagai VP Corporate Communications PT Freeport Indonesia, mengonfirmasi kejadian tersebut dan menyampaikan bahwa tim tanggap darurat perusahaan segera dikerahkan untuk menangani situasi dan berusaha memadamkan api yang berkobar.
Dalam pernyataannya, Katri menegaskan bahwa keselamatan karyawan adalah prioritas utama perusahaan, dan sangat menggembirakan bahwa tidak ada korban jiwa yang dilaporkan akibat kebakaran ini. Insiden ini terjadi hanya beberapa minggu setelah peresmian produksi katoda tembaga perdana dari smelter kedua PTFI, yang disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Smelter di JIIPE Gresik ini dikenal sebagai smelter tembaga single line terbesar di dunia, dengan kapasitas pengolahan konsentrat tembaga mencapai 1,7 juta ton per tahun.
Smelter ini, yang bekerja sama dengan smelter pertama yang dikelola oleh PT Smelting, direncanakan akan memurnikan total 3 juta ton konsentrat tembaga setiap tahunnya, menghasilkan 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 200 ton perak. Selain itu, mulai bulan depan, fasilitas Precious Metal Refinery yang merupakan bagian dari smelter ini akan mulai memproduksi emas, dengan target produksi sekitar 50-60 ton emas per tahun.
Proyek ini memiliki nilai investasi kumulatif yang mencapai US$ 3,7 miliar, yang setara dengan Rp 58 triliun, dan menempati lahan seluas 104 hektar. Dengan terjadinya kebakaran ini, perusahaan berkomitmen untuk memastikan bahwa semua langkah keamanan diambil untuk mencegah insiden serupa di masa depan dan menjaga kelangsungan operasional smelter tersebut.
Bagi sobat andi yang menyukai topik seputar mitigasi risiko perusahaan, dapat membaca buku berjudul “MANAJEMEN RISIKO dan INVESTASI : sebagai INDIKATOR KETIDAKPASTIAN INVESTASI untuk MITIGASI RISIKO” melalui link dibawah ini.
Baca disini: MANAJEMEN RISIKO dan INVESTASI : sebagai INDIKATOR KETIDAKPASTIAN INVESTASI untuk MITIGASI RISIKO.