Ketersediaan lahan-lahan yang subur unutk pertanian sudah sangat terbatas. Akibatnya, suka atau tidak suka kita harus mampu mengolah lahan yang tersedia dimana lahan-lahan tersebut adalah lahan marginal yang bermasalah. Untuk dapat memanfaatkan lahan-lahan tersebut diperlukan seleksi tanaman dan rekayasa teknologi budi daya yang baik supaya tanaman mampu beradaptasi pada lahan marginal.
Perbedaan utama dari mekanisme adaptasi adalah dalam hal daerah tempat terjadinya pengkelatan, apakah di simplas (internal) dan apoplas (ekslusi). Kedua mekanisme tersebut dapat terjadi secara bersamaan, walaupun dalam derajat yang berbeda sesuai dengan jenis tnaman dan kemampuannya beradaptasi.
Tanaman toleran terhadap cekaman lingkungan mempunyai kemampuan untuk beradaptasi secara morfologi dan fisiologi. Upaya meningkatkan pertumbuhan tanaman dan mentralisasi pengaruh buruk cekaman menjadi semakin penting dalam upaya meningkatkan pertumbuhan tanaman dan produksi tanaman.
Tanaman durian pada prinsipnya mempunyai kemampuan beradaptasi yang cukup baik sehingga mampu tumbuh hampir pada semua jenis dan kondisi tanah, baik dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Variasi toleransi pada spesies dikotiledeon bahkan lebih besar dari spesies monokotil.
Tanaman durian dapat dibudidayakan pada lahan subur maupun lahan bermasalah (marginal), seperti lahan tercekam aluminium, asam-asam organik, dan salinitas. Supaya tanaman tersebut dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik maka perlu dilakukan berbagai upaya seperti pemupukan yang intensif, pengapuran supaya PH menjadi tinggi (6.0-7.0), pemberian ameliorant (bahan organik), pupuk kandang, serta zat pengatur tumbuh (Auksin dan Sitokonin).
Bagi Sobat Andi yang tertarik dengan informasi tentang “Budi Daya Tanaman Durian Pada Lahan Marginal Secara Polikultur”, Anda dapat menemukannya pada link yang tertera dibawah ini.
Sumber : Budi Daya Tanaman Durian Pada Lahan Marginal Secara Polikultur
Ebook : Budi Daya Tanaman Durian Pada Lahan Marginal Secara Polikultur