Bagi para penggemar kopi, tentunya sudah tidak asing lagi dengan Kopi Luwak. Banyak yang menyebut kopi luwak ini sebagai salah satu jenis kopi termahal di dunia, bersanding dengan kopi Black Ivory, Hacienda La Esmeralda dan St. Helena. Inilah yang kemudian membuat kopi ini menjadi sangat mahal selain juga cukup sulit didapatkan.
Lalu apa sebenarnya yang istimewa dari kopi luwak ini? Kopi luwak merupakan salah satu jenis kopi yang dihasilkan secara alamiah oleh pemanenan dan pencernaan hewan luwak. Luwak atau musang sendiri merupakan hewan yang senang mencari buah-buahan yang baik dan masak, termasuk juga buah kopi. Luwak hanya mau makan buah kopi yang betul-betul sudah masak. Pencernaan luwak sangat sederhana sehingga biji-bijian yang dimakannya akan ke luar secara utuh bersama kotorannya. Dalam proses pencernaan luwak, biji kopi yang dilindungi kulit keras tidak ikut tercerna sehingga akan keluar bersama kotoran luwak. Biji kopi inilah yang diyakini berasal dari biji kopi terbaik dan telah difermentasikan secara alami dalam perut luwak sehingga disebut Kopi Luwak.
Ada dua jenis musang yang biasa dibudidayakan untuk menghasilkan kopi luwak, yaitu Musang Bulan (Tilu) dan Musang Molen (Binturung). Di Lampung Barat kedua jenis musang itu hidup liar dan sering ditangkarkan untuk memproduksi kopi luwak.
Dalam rangka meningkatkan komoditas ekspor kopi luwak Indonesia ke berbagai negara di dunia, musang luwak ditangkarkan. Penangkaran ini dapat melestarikan ekosistem dan kelangsungan hidup luwak yang saat ini keberadaannya semakin langka akibat perburuan liar
Berikut ini adalah sepuluh langkah untuk memproses biji kopi luwak:
- Siapkan bahan, yaitu buah kopi yang sudah masak di pohon.
- Petik buah kopi yang benar-benar sudah masak. Berikan buah kopi itu pada luwak untuk dimakan. Luwak akan memilih buah kopi yang benar-benar masak, berkualitas bagus, yang paling tua atau yang paling manis.
- Buah kopi akan diproses di dalam pencernaan luwak hingga biji-biji kopi ke luar bersama kotoran luwak.
- Cuci biji kopi dengan air yang mengalir hingga benar-benar bersih. Proses ini biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama. Cuci hingga didapatkan biji kopi yang masih terbungkus kulit tanduk berwarna putih kekuning-kuningan.
- Keringkan biji kopi untuk mengurangi kadar air. Hal ini ditujukan agar proses pengelupasan kulit tanduk pada biji kopi lebih mudah.
- Lakukan pengelupasan kulit tanduk dengan menumbuknya menggunakan tenaga yang tidak terlalu kuat agar biji jangan sampai pecah.
- Pisahkan biji kopi yang sudah terkelupas dan biji kopi yang masih mengandung kulit tanduk. Hasilnya berupa biji kopi berkulit ari yang berwarna putih keperakan.
- Hilangkan kulit ari biji kopi dengan dicuci berulang-ulang sampai benar-benar bersih.
- Jemur atau keringkan biji kopi luwak hingga kering.
- Kemas biji kopi luwak dalam container (wadah).