Energi angin untuk pembangkitan listrik merupakan salah satu bentuk pengembangan sumber energi terbarukan (ET) dengan cara mengubahnya menjadi energi listrik baik dalam skala kecil maupun besar, di mana pengubahan atau konversi tersebut dilakukan melalui suatu perangkat yang disebut turbin angin atau dalam skala besar disebut pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB), dan dengan jumlah turbin angin yang banyak, dikenal sebagai ladang angin (wind farm).
Dalam kaitannya sebagai sumber energi untuk pembangkitan listrik, diperlukan beberapa data dan informasi lokasi agar angin tersebut dapat dimanfaatkan antara lain besarnya potensi angin di suatu lokasi.
Data utama yang diperlukan adalah kecepatan angin yang dinyatakan dalam kelas kecepatan angin, berapa lama angin terjadi selama satu hari, satu bulan atau satu tahun, kondisi topografi atau kontur dan aspek lainnya; dan juga arah angin yaitu untuk melakukan kajian atau penilaian menyeluruh tentang kelayakan lokasi yang dikenal sebagai kajian atau penilaian sumber daya angin (WRA—Wind Resource Assessment).
Ketersediaan peta angin merupakan informasi awal dalam mengidentifikasi suatu wilayah dan menjadi indikasi penting untuk menentukan apakah wilayah tersebut layak untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga bayu/angin.
Namun, guna menetapkan lokasi yang paling sesuai untuk pemasangan turbin angin diperlukan pengukuran dan monitoring real di lokasi yakni kecepatan dan arah angin dalam suatu kurun waktu tertentu dengan memasang peralatan ukur dan data logger dan selanjutnya melalui pengolahan data yang dibantu dengan perangkat lunak yang sesuai (dedicated application software), dapat memberikan informasi yang lebih teliti dan rinci, misalnya berdasarkan pencuplikan data (data sampling).
Bagi Sobat Andi yang membutuhkan informasi lebih lengkap tentang “Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin”, silahkan mengunjungi link di bawah ini.
Sumber:“Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin”
Ebook: “Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin”