Kecepatan perkembangan teknologi telah membuat banyak perusahaan bersaing mengembangkan kecerdasan buatan yang membantu pengguna dalam pekerjaannya. Tidak terkecuali OpenAI yang didirikan Sam Altman dan Elon Musk. OpenAI sendiri merupakan laboratorium yang didedikasikan untuk penelitian kecerdasan buatan. Salah satu produk AI yang baru dirilis adalah ChatGPT.
Banyak pihak yang menilai chatbot ChatGPT yang dirilis November 2022 ini sebagai salah satu terobosan besar dalam perkembangan teknologi berbasis AI (Artificial Intelligence). Banyak pihak memprediksi ChatGPT bakal mengakhiri dominasi Google sebagai mesin pencarian. Tapi benarkah demikian?
Ternyata di balik kecanggihannya, ChatGPT ibarat pisau bermata ganda. Dengan kata lain, saat chatbot ini berada di tangan orang yang tepat, mungkin akan memberikan manfaat positif. Namun sebaliknya, di tangan orang yang salah, chatbot ini bisa berdampak buruk.
Lalu apa saja dampak buruk yang bisa timbul dari ChatGPT ini?
Simak penjelasan berikut ini.
- Mempermudah Penipuan
Dengan ChatGPT ini pelaku kejahatan dimudahkan untuk membuat email phishing dan kode berbahaya hingga meretasnya dalam skala yang jauh lebih besar. Email phishing sendiri adalah aktivitas penipuan oleh orang atau organisasi tertentu di mana email dikirim untuk mendapatkan informasi penting, pribadi, rahasia, dan sensitif, biasanya dalam bentuk informasi pribadi. - Malware
Menurut peneliti CyberArk, Eran Shimony, menyatakan bahwa ChatGPT dapat digunakan untuk membuat malware polimorfik (jenis program malware yang sulit hilang). Eran menyebut bahwa bahwa malware polimorfik dapat mem-bypass filter AI chatbot untuk mencegah membuat malware. Malware polimorfik itu melakukannya dengan mengulang terus pertanyaan untuk diajukan. Tetapi, ChatGPT bisa mereplikasi dan mengubah kode dan membuat beberapa versi. Dengan terus-menerus memerintahkan chatbot dan menerima potongan kode unik setiap kali inilah yang memungkinkan untuk membuat program polimorfik yang sulit dideteksi menurt Eran. - Mempermudah Terciptanya Berita Palsu
Dengan kemampuan ChatGPT dalam menirukan bahasa manusia secara cermat dan menyampaikan emosi, maka chatbot ini juga dapat dengan mudah dipakai untuk memproduksi banyak artikel-artikel konspiratif, hoaks, dan penuh miss-informasi. - Menurunkan Kualitas SDM
Sudah bukan rahasia lagi jika ChatGPT ini bisa dipakai untuk membuat essay hingga menjawab soal ujian di bidang hukum, kedokteran hingga ekonomi. Dari sisi psikologis hal ini dikhawatirkan akan membuat ketergantungan yang tinggi pada chatbot ini, sehingga membuat kepercayaan diri pelajar menjadi rendah, malas berpikir dan tidak disiplin. Hal lain yang masih terus disoroti dalam penyalahgunaan ChatGPT di dunia pendidikan adalah dikarenakan murid-murid belum menyadari bahwa chatbot ini tidak dapat digunakan sebagai pengganti guru atau pengajar yang dapat memberikan wawasan dan pemecahan masalah secara langsung. Padahal dalam proses belajar mengajar yang benar, siswa perlu mempelajari dan memahami secara langsung materi yang diajarkan secara mendalam agar memiliki kemampuan berpikir yang sehat dan terlatih. - Mematikan Berbagai Jenis Pekerjaan
Kemampuan teknologi AI pada dasarnya memang dapat membantu peran manusia dalam kehidupannya, namun perlu diwaspadai juga jika di masa mendatang, bisa saja berbagai jenis pekerjaan manusia dapat menghilang dan tergantikan oleh AI. Misalnya saja, kemampuan ChatGPT dalam menulis essay, walau terbukti masih memiliki banyak kekurangan dalam penulisannya karena cenderung belum bisa mendalam, namun dikemudian hari kemampuan ini tentu bisa mengancam mata pencaharian orang-orang yang mencari nafkah di bidang tersebut, seperti copywriter dan jurnalis. Selain itu, beberapa jenis teknologi AI juga dapat dipakai untuk menciptakan karya seni hanya berdasarkan instruksi sederhana.
Dalam sebuah kesempatan, Elon Musk sendiri menyatakan bahwa AI seperti ChatGPT bisa sangat berbahaya bagi manusia, bahkan lebih berbahaya dari tenaga nuklir. “Salah satu resiko terbesar bagi masa depan peradaban manusia adalah Artificial Intelligence,” ujar Elon Musk dalam acara World Government Summit di Dubai, Uni Emirat Arab, Jumat (17/2/2023) seperti yang dilansir CNBC Internasional.
Listen on spotify
Latest Posts
- Anggaran Makan Bergizi Gratis Cuma Rp 10 Ribu, Megawati: Eh Mas Bowo Kalau Dengar Ini, Tolong Dihitung Lagi!
- Ridwan Kamil-Suswono Mundur dari Gugatan MK, Pramono Anung Ucap Terima Kasih
- UMP Jakarta 2025 Naik Rp 329.380: Kini Menjadi Rp 5.396.761!
- Lanjutkan Hidup Mewah di Rusia, Berapa Kekayaan Bashar al-Assad?
- Israel Seret Netanyahu ke Pengadilan: Kasus Korupsi dan Ancaman Penjara di Tengah Perang