Obsesi untuk selalu tampil ideal merupakan dambaan setiap orang. Terutama bagi wanita, mulai dari remaja hingga dewasa pastilah ingin selalu berpenampilan langsing dan menarik dengan bentuk badan ideal. Namun tanpa disadari begitu banyaknya cara untuk memperoleh berat badan ataupun bentuk badan ideal ini terkadang justru malah menimbulkan penyakit atau gangguan pada perilaku makan seseoarang. Secara umum ada dua gangguan perilaku makan yang sering kita dengar, yaitu Anorexia Nervosa dan Bulimia Nervosa. Bagaimana mengenali ciri-cirinya dan apa yang menyebabkannya, simak dalam penjelasan ahli, Prof. Dr. Joko Pekik Irianto, M.Kes., AIFO berikut ini.
A. ANOREXIA NERVOSA
Anorexia nervosa lebih banyak ditemukan pada wanita (95%), mulai dari remaja hingga wanita yang berusia 30 tahun. Ini biasanya disebabkan karena pola makan keluarga yang sering mengalami keadaan stres. Di bawah ini adalah perilaku seseorang yang mengalami Anorexia Nervosa, yaitu:
- Menolak mempertahankan berat badan minimal.
- Mengeluh merasa gemuk meskipun sebenarnya sudah sangat kurus atau merasa bahwa suatu bagian tubuhnya terlihat gemuk.
- Menggolong-golongkan makanan yang baik dan makanan yang dianggap jelek bagi tubuhnya.
- Menghindari pertemuan yang menyediakan makanan.
- Berlatih keras dan tidak mengenal lelah.
- Memotong makanan menjadi kecil-kecil dan menggunakan makanan tersebut untuk bermain-main.
- Memakai baju berlapis-lapis.
Adapun tanda-tanda orang yang mengalami Anorexia Nervosa adalah:
- Sangat takut terhadap kegemukan meskipun berat badannya sudah kurang.
- Pikiran selalu tertuju pada masalah makan, kalori, dan berat badan.
- Tiba-tiba berniat tidak makan daging warna merah.
- Pada wanita, minimal tiga kali berturut-turut tidak menstruasi.
- Berat badan menurun drastis.
- Rambut rontok.
- Denyut nadi lambat dan lemah.
- Sensitif pada suhu dingin.
- Gugup saat makan.
- Mudah menangis.
B. BULIMIA NERVOSA
Bulimia Nervosa adalah perilaku seseorang yang berhubungan dengan makanan dan ditandai dengan munculnya hal-hal sebagai berikut:
- Pengulangan makanan cepat, banyak, dan lahap dalam waktu tertentu. Maksimal dilakukan dua kali per minggu dan paling sedikit 3 bulan sekali.
- Kurang dapat mengontrol perilaku makan selama makan dengan cepat, banyak, dan lahap
- Memuntahkan kembali makanannya menggunakan obat-obatan pencahar atau diretikum. Umumnya, pemuntahan dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan bisa dilakukan sebanyak 20 kali atau bahkan lebih dalam sehari.
- Melakukan diet ketat atau berpuasa serta berlatih olahraga dengan keras. Diet ketat ini diikuti dengan makan banyak dan lahap.
Sama halnya dengan Anorexia Nervosa, Bulimia Nervosa juga sering diderita remaja putri hingga dewasa. Biasanya ini berasal dari orang tua yang kelebihan berat badan (overweight) atau obesitas. Adapun tanda-tanda terjadinya Bulimia Nervosa adalah:
- Sangat takut terhadap kenaikan berat badan
- Penurunan atau kenaikan berat badan yang berarti
- Segera pergi ke kamar mandi setelah makan
- Depresi
- Evaluasi dan perhatiannya pada berat badan sangat sering dan intensif karena orang itu benar-benar kritis terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya
Untuk dapat menyimak lebih lanjut mengenai bagaimana mengatasi kedua gangguan pola makan ini dapat disimak melalui link berikut ini:
Sumber: https://andipublisher.com/produk/detail/pedoman-gizi-lengkap-keluarga-dan-olahragawan-edisi-revisi
(dna)
Listen on spotify
Latest Posts
- 7 Desk Lintas Kementerian Bentukan Budi Gunawan: Demi Stabilitas Politik dan Keamanan di Indonesia!
- Subsidi BBM Beralih ke BLT: Tepatkah Rencana Prabowo?
- Merasa Minim Dukungan di Kementeriannya, Menteri Ara: Saya Tetap Tulus dan Terbuka!
- Suap Hakim Rp 3,5 Miliar: Kejagung Tangkap Ibu Ronald Tannur
- Prabowo Menyusuri Lumbung Pangan Merauke: Kunci Menuju Swasembada Pangan!