Calon gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, menanggapi kritik dari Bobby Nasution mengenai kondisi jalan yang masih banyak rusak di daerah tersebut, meskipun sudah ada anggaran besar yang dialokasikan.
Edy menjelaskan bahwa jalan yang disebutkan oleh Bobby adalah jalan nasional, yang merupakan tanggung jawab pemerintah pusat, bukan jalan provinsi. Ia menegaskan bahwa masalah infrastruktur yang disoroti terjadi di perbatasan dan merupakan proyek yang belum selesai dari pemerintahan sebelumnya.
Edy, yang berpasangan dengan Hasan Basri Sagala dan mendapatkan nomor urut 2 dalam pemilihan gubernur, menyatakan bahwa nomor urut tersebut melambangkan dua periode kepemimpinannya.
Ia berkomitmen untuk menyelesaikan program-program yang belum tuntas dari periode sebelumnya, termasuk isu-isu penting seperti pendidikan, kesehatan, pertanian, dan pariwisata. Salah satu fokus utamanya adalah mengatasi masalah stunting yang masih mencapai 21 persen di Sumut.
Sebelumnya, Bobby Nasution mencatat bahwa masalah infrastruktur, terutama jalan rusak, adalah “cerita klasik” yang tak kunjung terpecahkan. Ia juga menyoroti bahwa dengan anggaran Rp2,7 triliun yang dikeluarkan untuk proyek jalan pada tahun 2022, seharusnya perbaikan infrastruktur dapat berjalan lebih baik. Bobby menekankan pentingnya pengelolaan anggaran yang efektif agar masalah jalan di Sumatera Utara dapat segera teratasi.
Bagi sobat andi yang menyukai seputar infrastruktur, dapat membaca buku berjudul “Sustainable Groundwater Infrastructure, Infrastruktur Air Tanah” melalui link dibawah ini.
Baca disini: Sustainable Groundwater Infrastructure, Infrastruktur Air Tanah.