Sebuah unggahan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedy Nur Palakka, menuai perbincangan panas di media sosial. Lewat akun Twitter pribadinya (@DedynurPalakka), ia menyebut Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), memenuhi syarat untuk menjadi nabi, tetapi lebih memilih menjalani hidup sebagai manusia biasa. Pernyataan ini muncul dalam respons terhadap cuitan warganet lain pada 9 Juni 2025, yang memuji kedekatan Jokowi dengan rakyat meski sudah tak menjabat.
Awalnya, akun @bengkel_dodo mengunggah cuitan soal fenomena antusiasme masyarakat yang masih rela mengantri untuk bersalaman dengan Jokowi pasca-kepresidenannya. Dedy Nur kemudian mengutip unggahan itu dengan komentar: “Mantan Presiden Indonesia yang paling dekat dengan rakyat namanya @jokowi”. Respons ini memicu beragam reaksi, termasuk dari akun @HalomoanHa91790 yang menyindir, “Lama-lama Jokowi jadi dukun pesugihan. Saat rakyat sulit kerja, lihat muka Jokowi jadi gampang hidupnya”.
Dedy Nur tak tinggal diam. Ia balik menyebut bahwa Jokowi sebenarnya layak mendapat gelar nabi lantaran memiliki sifat shiddiq (jujur), amanah (terpercaya), tabligh (menyampaikan), dan fathonah (cerdas)—kriteria utama seorang nabi dalam Islam. Namun, menurutnya, Jokowi memilih menikmati perannya sebagai mantan kepala negara yang tetap rendah hati. “Beliau sudah memenuhi syarat (jadi nabi), tapi sepertinya lebih menikmati menjadi manusia biasa dengan senyum lebar saat bertemu rakyat,” tulisnya.
Cuitan ini langsung mengundang pro dan kontra. Sebagian warganet menganggap pernyataan tersebut melecehkan agama, bahkan ada yang menyebutnya penistaan. Sementara lainnya menganggapnya sebagai sindiran politik atau sekadar lelucon ringan. Akun @0xfrsmln misalnya, menanggapi dengan kata “Ngawur”, yang dibalas Dedy Nur dengan tegas, “Itu realitas apa adanya”.
Hingga 11 Juni 2025, unggahan Deddy Nur telah dilihat lebih dari 500 ribu kali dan dibagikan ribuan kali. Meski menuai kritik, pernyataan ini mencerminkan fenomena unik: bagaimana Jokowi tetap menjadi magnet simpati, bahkan setelah masa jabatannya berakhir. Apakah ini sekadar metafora kekaguman atau bentuk kritik terselubung, debat warganet di jagat maya masih terus menggelinding.
Bagi sobat andi yang tertarik dengan topik seputar politik, dapat membaca buku berjudul “Politik dan Akuntansi Keperilakuan” melalui link dibawah ini.
Baca disini: Politik dan Akuntansi Keperilakuan.