Nepal baru saja menorehkan sejarah unik dalam dunia politik. Gelombang protes besar-besaran yang dipimpin kaum muda mendorong terciptanya sebuah terobosan: pemilihan perdana menteri sementara secara digital melalui aplikasi Discord. Hasilnya, Sushila Karki, mantan Ketua Mahkamah Agung Nepal, terpilih dan sekaligus menjadi perempuan pertama yang menduduki jabatan tersebut.
Fenomena ini menarik perhatian global karena menunjukkan potensi teknologi digital dalam memperkuat demokrasi modern, khususnya di tengah pembatasan akses media sosial oleh pemerintah.
Discord: Dari Dunia Game ke Arena Politik
Awalnya dikenal sebagai aplikasi komunikasi bagi komunitas gamer, Discord kini telah berevolusi menjadi ruang virtual bagi berbagai kalangan, termasuk pelajar, profesional, dan aktivis. Platform ini menawarkan server dan saluran diskusi berdasarkan topik, dilengkapi fitur komunikasi teks, suara, video, berbagi file, hingga jajak pendapat.
Keunggulan Discord terletak pada privasi dan sistem moderasi yang ketat, sehingga banyak pengguna merasa lebih nyaman dibandingkan dengan platform media sosial umum. Struktur server yang terorganisir memudahkan koordinasi, sementara aksesnya yang mudah melalui komputer dan ponsel semakin memperkuat daya tariknya. Bahkan, Discord relatif lebih sulit dibatasi oleh pemerintah.
Proses Pemilihan yang Partisipatif
Gerakan pemilihan PM melalui Discord dipelopori oleh komunitas Hami Nepal, yang membuka server khusus bernama Youths Against Corruption. Server ini menjadi pusat koordinasi bagi ribuan anak muda yang menolak korupsi dan mendorong perubahan politik.
Di dalamnya, para anggota mendiskusikan sejumlah calon, termasuk Sushila Karki, Mahabir Pun, Harka Sampang, Sagar Dhakal, hingga opsi memilih warga biasa sebagai simbol protes. Setelah melalui debat intensif, diadakanlah pemungutan suara digital. Lebih dari 7.700 suara terkumpul, dan Sushila Karki meraih hampir separuhnya, yaitu sekitar 3.833 suara.
Hasil voting ini tidak hanya berhenti di dunia maya. Perwakilan aktivis muda menyampaikan keputusan tersebut kepada Presiden Ram Chandra Poudel dan pimpinan militer Nepal. Berdasarkan Pasal 61 Konstitusi Nepal, pemerintah kemudian membentuk pemerintahan transisi dengan menunjuk Sushila Karki sebagai PM sementara.
Profil Sushila Karki
Lahir pada 7 Juni 1952, Sushila Karki adalah akademisi hukum yang berkarir di ranah peradilan. Pada 2016, ia menjadi perempuan pertama yang memimpin Mahkamah Agung Nepal. Kini, di September 2025, ia kembali mencetak sejarah dengan diangkat sebagai perdana menteri interim perempuan pertama di Nepal.
Pemilihannya melalui Discord menandai lahirnya era baru demokrasi digital. Platform yang awalnya identik dengan gamers telah bertransformasi menjadi ruang politik yang efektif. Peristiwa di Nepal membuktikan bahwa teknologi dapat membuka jalan bagi partisipasi politik yang lebih luas, bahkan di tengah pembatasan kebebasan berpendapat.
Bagi sobat andi yang tertarik dengan topik seputar digital, dapat membaca buku berjudul “Digital Mindset, Menyiapkan Generasi Muda Indonesia Menghadapi Disrupsi Teknologi” melalui link dibawah ini.
Baca disini: Digital Mindset, Menyiapkan Generasi Muda Indonesia Menghadapi Disrupsi Teknologi.