ADHD adalah istilah lain dari Attention-Deficit Hyperactivity Disorder, di mana pengidapnya dapat ditandai dengan perilaku impulsif dan hiperaktif sekaligus memiliki kesulitan dalam memusatkan perhatian pada satu hal dalam satu waktu. Kondisi ini menyerang anak-anak, namun dampak yang ditimbulkan dapat bertahan sampai usia remaja bahkan dewasa.
Gejala umum yang dapat dikenali dari anak-anak dengan kondisi ini diantaranya:
- Sulit untuk memperhatikan
Anak dengan kondisi ADHD umumnya mudah terdistraksi, tidak mengikuti petunjuk, kehilangan fokus, pelupa, dan tidak menghiraukan lawan bicara.
- Hiperaktif
Gejala ini ditandai dengan kondisi anak yang selalu tampak bersemangat, tidak dapat duduk tenang, gelisah, berlari dan memanjat di situasi yang tidak sesuai, berbicara berlebihan, dan sering mengganggu orang lain.
- Impulsif
Anak-anak bertindak berdasarkan instingnya, tanpa mempertimbangkan akibat-akibat dari apa yang dilakukan, hal tersebut dikarenakan kondisi anak yang belum mengerti cara meredam atau menyampaikan emosi yang sedang dialami.
Beberapa penyebab terjadinya gangguan tersebut berasal dari faktor genetika, faktor neurobiologis, kelahiran prematur, ibu yang menggunakan obat-obatan terlarang, kerusakan atau cidera otak yang terjadi selama masa kehamilan pada usia dini.
Untuk memastikan kondisi anak dengan diagnosis ADHD, seorang dokter akan melakukan beberapa langkah diantaranya, menggali riwayat kesehatan keluarga, melakukan pemeriksaan fisik dan psikologis, melakukan wawancara atau kuisioner kepada orang tua dan keluarga, dan melakukan tes gambar dan tes laboratorium.
Sampai saat ini ADHD belum dapat disembuhkan, namun ada penanganan yang dapat dilakukan sebagai upaya pengobatan diantaranya, terapi psikologi, pelatihan interaksi sosial, obat-obatan untuk mengurangi sikap impulsif, dan Cognitive Behavioural Theraphy (CBT) yang berguna untuk mengubah pola pikir dan perilaku anak dalam menghadapi masalah dalam hidupnya.