Hiperaktif disebabkan oleh banyak faktor seperti abnormalitas dopamin, genetik, riwayat kehamilan, persalinan, lingkungan, dan makanan. Berbagai faktor tersebut hanyalah sebuah dugaan dari berbagai penelitian. Penyebab pasti hiperaktif hingga kini belum diketahui.
Akan tetapi teori yang paling mendekati kebenaran adalah teori abnormalitas dopamin, karena hal tersebut berhubungan langsung dengan gangguan pemusatan perhatian.
a. Teori Dopamin
Dopamin merupakan salah satu bentuk neurotransmiter yang merupakan senyawa yang bertugas mengangkut rangsangan/impuls dari satu sel neuron ke sel neuron berikutnya.
Gangguan produksi dopamin menyebabkan gangguan perilaku dan konsentrasi secara langsung. Anak hiperaktif diduga mengalami abnormalitas dopamin sehingga tidak dapat fokus terhadap sesuatu dan tidak dapat memberi respon tindakan yang sesuai dengan rangsangan.
b. Hormon Adrenalin
Hormon adrenalin adalah hormon yang berfungsi memicu gerakan tubuh atas reaksi terhadap lingkungan. Anak hiperaktif memiliki produksi hormon adrenalin yang berlebihan sehingga tanpa disadari, dirinya ingin terus bergerak karena kelebihan hormon dapat menurunkan kontrol diri seorang anak.
c. Ketidakseimbangan Gelombang Teta dan Beta
Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa penderita hiperaktif baik yang masih anak-anak, remaja, maupun dewasa tidak memiliki gelombang beta/ SMR (Sensory Motor Rhythm) di otaknya.
Ketidakseimbangan antara frekuensi Beta dan Teta mengakibatkan seseorang kesulitan untuk mengontrol konsentrasi.
d. Riwayat Kehamilan
Kondisi ibu hamil diduga memengaruhi perilaku anak, termasuk masalah hiperaktif. Apa saja yang dikonsumsi, gaya hidup, dan psikologis ibu sangat berpengaruh pada perkembangan janin.
Bagi Sobat ANDI yang tertarik dengan informasi tentang “Anak Hiperaktif”, silahkan mengunjungi link dibawah ini.