Secara umum, proses konseling anak atau tahapan konseling anak tidak berbeda jauh dari proses konseling orang dewasa. Namun, karena keunikan dunia anak-anak yang merupakan dunia bermain, proses konseling anak memiliki karakteristik khusus dibandingkan proses konseling secara umum.
Dunia anak-anak identik dengan keceriaan, keluguan, celotehan, teriakan kegirangan, dan gelak tawa. Dunia anak adalah dunia bermain dan bercerita. Namun, pada realitas yang sering kali kita temui, banyak anak dalam satu episode hidupnya di masa yang indah itu, justru mengalami kondisi yang pahit dan menyakitkan.
Bukan karena kesalahan atau karena ketidaktaatan mereka seperti yang dikeluhkan banyak orang dewasa. Namun, akibat perbuatan orang-orang di sekitar mereka, bahkan dalam banyak kasus, justru disebabkan orang-orang terdekat, yaitu keluarga atau orang tua. Orang-orang terdekat ini seharusnya memberikan rasa aman dan percaya kepada anak serta meyakinkan mereka bahwa hidup mereka berharga dan kehadiran mereka bernilai.
Esensi dari proses konseling anak adalah membuat anak-anak mampu menceritakan kisah mereka. Geldard dkk. (2013:81) menegaskan bahwa meminta anak-anak menceritakan kisah mereka dan membuat mereka mampu menceritakan kisah tersebut adalah bagian terpenting dan komponen paling efektif dalam proses psikoterapi anak-anak.
Proses konseling anak dalam pengertian yang sederhana dapat digambarkan seperti seorang polisi yang sedang menyelidiki sebuah kasus. Mengumpulkan informasi terkait dari para informan dan mencari barang bukti yang dapat membantu mengarahkan pada pemecahan kasus merupakan langkah-langkah yang umumnya dilakukan. Dibutuhkan kejelian, kepekaan, dan ketajaman analisis untuk melihat setiap kasus dan perkembangannya.
Bagi Sobat Andi yang membutuhkan informasi lengkap serta contoh-contoh penerapan konseling anak, Anda dapat menemukannya pada link yang tertera di bawah ini.