Linkedin merupakan situs jejaring sosial berbasis karir, mengumumkan bahwa pendapatan iklan dalam periode 3 bulan terakhir telah mengalami peningkatan sebesar 17% dengan nilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp. 43,5 triliun (dengan asumsi harga Rp. 14.527 per dollar AS). Angka tersebut didapat dari meningkatnya pendapatan iklan dari pengguna baru yang mencari lowongan pekerjaan.
Biasanya di awal tahun kita akan melihat postingan refleksi akhir tahun di beranda Linkedin, namun saat ini kita dapat melihat ada banyak postingan pencari kerja pada halaman utama nya.
Microsoft yang merupakan induk dari perusahaan Linkedin, mengumumkan data unduhan aplikasi seluler Linkedin yang meningkat 10% terhitung dari bulan September hingga Desember 2022.
Dikabarkan pertumbuhan ini tidak lepas dari maraknya kasus PHK yang terjadi di penghujung tahun 2022, pihak Linkedin mengatakan bahwa banyak dari pengguna baru yang saat ini yang mendaftarkan diri, adalah mereka yang terkena dampak PHK dari perusahaan Meta dan Twitter.
Bahkan beberapa pengguna Linkedin telah membuat grup khusus agar dapat saling membantu, dan memperluas koneksi demi mendapatkan pekerjaan yang baru.
Meskipun Linkedin tidak dapat menjamin adanya peluang kerja yang cocok bagi mereka yang di PHK, namun pihak Linkedin akan terus mengkordinasikan dan menawarkan panduan-panduan untuk membantu setiap calon karyawan untuk menemukan pekerjaan yang terbaik bagai mereka. (chg)