Isu resesi ekonomi menjadi berita yang menebarkan ketakutan bagi banyak masyarakat dunia. Terjadinya inflasi yang menghantam keuangan negara-negara besar, ditambah harga komoditas pangan dan energi yang terus meningkat, menjadi bukti yang cukup bahwa dunia tengah menghadapi peralihan krisis pandemi kepada krisis ekonomi.
Perekonomian Indonesia yang tengah beranjak pulih dari tekanan masa pandemi Covid-19, kini diperhadapkan dengan tantangan krisis ekonomi global yang dipicu oleh perubahan kebijakan moneter Amerika, konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina, dan ketegangan antara Cina dan Amerika.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan bahwa selain masalah inflasi, ada ancaman lain yang harus diwaspadai pada tahun 2023, diantaranya perubahan iklim dan ketegangan geopolitik berkelanjutan yang dapat menyebabkan terjadinya disrupsi pasokan global dan mendorong terjadinya lonjakan inflasi.
Dalam menghadapi pertumbuhan ekonomi yang tidak pasti, pemerintah Indonesia tengah berusaha mencari cara untuk menjaga kestabilan ekonomi Indonesia. Pemerintah tengah mempriotaskan ketahanan pangan dengan menjaga ketersediaan pasokan makanan untuk mengantisipasi setiap resiko yang dapat terjadi.
Namun kabar baiknya, beberapa survei menyimpulkan bahwa ada beberapa sektor industri yang dianggap cukup kuat untuk menghadapi kondisi ekonomi seperti saat ini. Diantaranya:
- Sektor Consumer Staples atau dikenal sebagai FMCG, merupakan industri yang memproduksi barang kebutuhan sehari-hari.
- Sektor Kesehatan, dokter, tenaga perawat, obat-obatan hingga perawatan kesehatan yang bersifat estetik.
- Ekspedisi Pengiriman, belanja online membuat industri pengiriman menjadi salah satu industri yang dapat bertahan dimasa resesi.
Pemerintah juga terus mendorong usaha UMKM lokal agar menghasilkan produk-produk yang dapat meningkatkan sektor investasi, dan meningkatkan daya beli masyarakat agar dapat menambah pendapatan nasional dan berpengaruh terhadap perekonomian negara.