Pada dasarnya psikoterapi dan konseling berdasar pada hakikat keberadaan dan peradaban keluarga manusia sebagai “mutual caring entity” yang saling memedulikan, mendampingi, dan menumbuhkan. Dengan demikian, sesungguhnya psikoterapi dan konseling itu berbasis budaya (culturally based).
Pendampingan dan konseling psikologis (psychological caring and counseling) merupakan fenomena budaya dan menjadi bagian utuh dari peradaban keluarga manusia universal sejak awal keberadaannya di bumi. Dengan pendampingan dan konseling psikologis manusia memanusiakan, memberadabkan, dan membudayakan dirinya.
Dengan latar belakang pemikiran di atas kita dapat memahami psikologi, psikoterapi, dan konseling modern yang lahir di dunia Barat, khususnya di Amerika Serikat diwarnai bias arus utama budaya yang dominan (dominant mainstream culture bias). Konseling mulai berkembang pada awal abad ke 20 (Ready to Care: 23) di Amerika Serikat. Ketika itu, budaya yang dianggap utama, superior, dan dominan adalah budaya imigran Eropa (Caucasian, white, male, kelas menengah (Matsumoto, 2004, hal. vi–ix).
Strategi konseling berarti cara atau siasat yang harus dipilih oleh layanan konseling agar efi sien dan efektif menangani beragam persoalan konseli yang kompleks, multidimensional, dan multibudaya baik dalam jangka pendek maupun panjang. Setidaknya ada empat strategi konseling yang dapat digunakan, diantaranya:
• Strategi Konseling Monobudaya
Strategi konseling monobudaya sarat dengan bias pola pikir etnosentrisme (ethnocentrism) kelompok budaya barat (western), kulit putih (white), lakilaki (male), pendatang/imigran asli Eropa (caucasian).
• Strategi Konseling Multibudaya
Dalam strategi multibudaya konselor mengakui keberadaan budaya lain dan tidak menafi kan keberagaman budaya konseli. Konselor mengakui bahwa konseli berasal dari latar belakang budaya berbeda.
• Strategi Konseling Lintas Budaya
Konseling lintas budaya dapat dianggap juga sebagai kelanjutan dan perluasan konseling multibudaya. Strategi ini tidak hanya mengakui dan menerima adanya perbedaan latar belakang budaya melainkan juga melintasi batas-batas budaya yang berbeda dan masuk di dalamnya.
• Strategi Konseling Antarbudaya
Strategi konseling antarbudaya tidak berdasarkan pada pandangan bahwa salah satu dari budaya berbeda lebih tinggi atau rendah. Semuanya memiliki posisi yang sama dan sederajat. Strategi ini berusaha menyeimbangkan antara perhatian pada partikularitas dan universalitas.
Bagi Sobat Andi yang tertarik dengan informasi lengkap tentang “Strategi Psikoterapi & Konseling Antarbudaya”, silahkan mengunjungi link di bawah ini.