Mesin motor membutuhkan jenis bahan bakar yang sesuai dengan desain mesin agar dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan kinerja yang optimal. Jenis bahan bakar tersebut biasanya diwakili dengan angka/nilai oktan, misalnya Premium oktan 88, Pertamax oktan 92, dan seterusnya. Makin tinggi nilai oktan dari bahan bakar tersebut, maka harga per liter pun akan semakin tinggi.
Jika dicermati dengan baik, pada brosur spesifikasi kendaraan ada keterangan yang menampilkan informasi perbandingan kompresi (compression ratio/CR). CR tersebut adalah hasil perhitungan perbandingan tekanan yang berkaitan dengan volume ruang bakar terhadap jarak langkah piston dari titik bawah ke titik paling atas saat mesin bekerja.
Makin tinggi nilai CR pada sebuah mesin, maka dibutuhkan bahan bakar yang memiliki nilai oktan lebih tinggi. Mesin berkompresi tinggi membuat bahan bakar lebih cepat terbakar (akibat tekanan tinggi).
Namun perlu diketahui bahwa bahan bakar dengan oktan tinggi tidak menjamin akan menghasilkan tenaga yang lebih tinggi juga. Bahan bakar yang memiliki oktan lebih tinggi umumnya dilengkapi dengan aditif pembersih dan sebagainya, dan tidak berfungsi untuk menambah tenaga sebuah kendaraan.
Kesimpulannya adalah, jika mesin dengan kompresi tinggi dipaksa untuk menggunakan bahan bakar beroktan rendah, maka akan mengakibatkan performa mesin turun, menghasilkan emisi gas buang lebih tinggi, bahkan kerusakan pada komponen mesin. Jika mesin dengan kompresi rendah menggunakan bahan bakar beroktan tinggi, maka hal tersebut akan menjadi pemborosan belaka, karena tidak memberi pengaruh yang signifikan terhadap performa mesin.
Bagi Sobat Andi yang membutuhkan informasi lengkap tentang “Teknisi Otodidak Sepeda Motor Matic”, Anda dapat menemukannya pada link yang tertera di bawah ini.