Pada tahun 1900, pemerintah Belanda menampilkan batik pada Exposition Universelle di Paris, tepatnya saat masyarakat Eropa sedang euforia dengan pergantian dari abad ke-19 ke abad 20. Saat itu pemerintah negeri Belanda menampilkan budaya eksotis dari Hindia Belanda (sekarang Indonesia) yang saat itu menjadi koloni mahkotanya.
Salah satu yang dipamerkan adalah kain batik yang berhasil memukau para pengamat dan pecinta seni. Karya-karya batik tulis Jawa yang saat itu dipamerkan adalah koleksi Museum Etnik Belanda, yang dihadiahkan oleh seorang saudagar Belanda setelah berkunjung ke Jawa pada 1873.
Sejak itulah batik menarik perhatian masyarakat Eropa dan tidak terkecuali pada peneliti di bidang antropologi budaya yang mengarahkan perhatiannya ke Jawa yang saat itu masih menjadi koloni Belanda. Pada abad ke-20, bermunculan karya-karya tulis yang mengulas batik yang secara nyata saat itu sedang berkembang di Jawa Tengah.
Tidak dapat dipungkiri bahwa batik Jawa mencapai puncak keemasannya pada masa pemerintahan keraton Surakarta dan Yogyakarta selepas perjanjian Giyanti. Pada periode itulah batik mendapat apresiasi sehubungan dengan makna filosofi seputar falsafah kejawen, dan penerapan aturan penggunaan batik untuk lingkungan keraton hingga perkembangannya diluar keraton.
Salah satu tokoh yang mengulas keberadaan batik adalah Thomas Stamford Raffles, yang menyebut batik dalam bukunya History of Java, London (1817) ketika Gubernur Inggris ada di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Tulisan bangsa asing tersebut menjadi alat yang dapat dikaji dengan pendekatan ilmiah, dan disertai bukti dan wawancara orang-orang tertentu yang menjadi narasumber, baik dalam ilmu sosial, budaya, sejarah, maupun antropologi.
Bagi Sobat Andi yang tertarik dengan informasi tentang “Menelusuri Asal Usul Batik”, Anda dapat menemukannya pada link yang tertera di bawah ini.
Sumber : Menelusuri Asal Usul Batik
Ebook : Menelusuri Asal Usul Batik
Listen on spotify
Latest Posts
- Usai Revisi UU Minerba, Kampus Tak Bisa Lagi Kelola Tambang
- Gunakan Militer, AS Tuntut 50% Mineral Langka Ukraina sebagai ‘Bayaran’ Bantuan
- Israel Bentuk Badan “Relokasi Sukarela”: Kontroversi Rencana Pengosongan Gaza
- Kedatangan Cristiano Ronaldo ke Kupang Indonesia: Dedikasi untuk Kemanusiaan
- Zelensky Tolak Diplomasi AS-Rusia Tanpa Keikutsertaan Ukraina