Pelaksanaan pembangunan pendidikan di Indonesia banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya satuan pendidikan sebagai organisasi yang sampai saat ini didukung oleh komponen sumber daya yang heterogen. Artinya, masih ada pengelola pendidikan yang bukan berasal dari bidang pendidikan, memiliki latar belakang kepentingan yang berbeda, dan bidang tugas yang cukup bervariasi.
Hal tersebut secara otomatis mewarnai cara pandang, perilaku, komunikasi, dan interaksi atarwarga sekolah selaku penyelenggara satuan pendidikan. Keadaan tersebut dapat menimbulkan perbedaan pendapat dalam memandang suatu masalah, yang pada akhirnya dapat menimbulkan konflik. Selain itu, konflik juga dapat terjadi hasil adanya masalah pribadi dan struktur organisasi yang tidak sesuai.
Konflik pada hakikatnya hal yang wajar terjadi dalam organisasi satuan pendidikan, beberapa jenis konflik yang dapat terjadi diantaranya:
• Konflik dengan diri sendiri (interpersonal conflict)
• Konflik antarpersonal
• Konflik diri sendiri & konflik antarpersonal.
• Konflik antarkelompok
• Intrasender conflict
Lima strategi menangani masalah konflik dalam organisasi, yaitu:
• Gunakan forcing atau competing (pemaksaan), apabila kerja sama rendah dan kepuasan diri sendiri tinggi.
• Gunakan avoiding (menghindar), apabila kerjasama dan kepuasan diri sendiri rendah.
• Gunakan compromising (kompromi), jika kerja sama dengan kepuasan diri seimbang.
• Gunakan collaborating (kolaborasi), jika kerjasama dan kepuasan diri menjadi tinggi.
• Gunakan cara halus (smoothing), jika kerjasama tinggi sementara kepuasan diri rendah.
Bagi Sobat Andi yang tertarik dengan informasi tentang “Manajemen Pendidikan”, silahkan mengunjungi link di bawah ini.
Sumber: “Manajemen Pendidikan”