Aspal buton adalah aspal alam berbentuk batu-batuan (rock asphalt). Indonesia memiliki cadangan aspal buton yang terdapat di pulau Buton dan ditemukan sejak tahun 1928. Sampai saat ini didapatkan di dua tempat penambang, yaitu di Kabungka dan Lawele.
Aspal batu buton di Kabungka adalah hasil infiltrasi minyak bumi yang meresap ke dalam batu kapur di kulit bumi bagian atas. Memiliki konsentrasi kandungan aspal dari 6% sampai dengan 20%, ditambang dengan cara peledakan dengan dinamit dan dipasok dalam bentuk batu pecah ukuran 1 cm atau kurang.
Sementara aspal batu buton dari Lawele merupakan rembesan minyak bumi ke dalam batuan silika dengan kandungan konsentrasi aspal dari 20% sampai 35% ditambang dengan cara digali (open mining) atau digaruk (scari flying), dipasok dalam bentuk gumpalan-gumpalan yang mudah lengket satu dengan yang lain, dan berdiameter 20-30 cm.
Asbuton Kabungka atau Lawale pada dasarnya adalah aspal alam yang tercampur mineral halus dengan perbandingan sekitar 1 : 4. Jenis-jenis aspal batu buton olahan adalah:
a. Butonite Mastic Asphalt
Butonite mastic asphalt adalah campuran asbuton Kabungka halus yang sudah dicampur dengan aspal minyak berbentuk mastik.
b. Retona
Refined buton asphalt adalah asbuton Kabungka atau Lawale yang telah dikurangi jumlah mineralnya dengan cara semiekstraksi bahan kimia.
c. Buton Granulated Asphalt
Adalah aspal batu buton yang diproses dengan penghalusan ukuran butir, terburai, dan dikemas dengan hasil tes penetrasi, tes kandungan aspal, dan persyaratan lainnya.
Bagi Sobat Andi yang tertarik dengan informasi tentang “Teknologi Aspal dan Penggunaannya”, silahkan mengunjungi link di bawah ini.