Lahir di zaman dengan teknologi yang berkembang pesat, itulah generasi Alpha. Generasi Alpha merupakan kelompok anak-anak yang lahir antara tahun 2010 hingga pertengahan 2020-an. Mereka umumnya adalah anak-anak dari Generasi Y (Millennial) dan Generasi Z, dan diharapkan akan menjadi bagian penting dari masa depan kita. Sejak generasi ini sudah familiar dengan gadget, seperti smartphone atau laptop. Anak-anak Alpha akan tumbuh dengan gadget di tangan, sampai-sampai tidak pernah bisa hidup tanpa smartphone.
Dilansir Business Insider, situasi ketergantungan teknologi pada generasi Alpha membuat generasi ini menjadi paling transformatif di bidang teknologi dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Namun di balik kelebihan anak generasi Alpha, mereka sangat membutuhkan peran dan kasih sayang orang tua. Butuh strategi khusus untuk mendidik anak yang terlahir pada generasi ini agar mereka tumbuh menjadi anak yang mahir dengan teknologi, tetapi tetap menghargai nilai-nilai kekeluargaan.
Dari sisi karakteristik, Generasi Alpha sebenarnya merupakan generasi pertama yang benar-benar tumbuh besar dalam era digital. Mereka lahir dan dibesarkan dengan teknologi yang begitu canggih, seperti tablet, smartphone, dan akses internet yang mudah. Sebagai hasilnya, mereka memiliki tingkat literasi digital yang tinggi, bahkan sejak usia dini. Kemampuan mereka dalam menggunakan teknologi dan menghadapi perangkat digital sangat mengesankan.
Selain itu, Generasi Alpha merupakan anak-anak yang penuh dengan keberagaman. Mereka tumbuh dalam masyarakat yang semakin inklusif, dengan peningkatan kesadaran akan beragam identitas gender, budaya, dan ras. Ini membuat mereka lebih terbuka terhadap perbedaan dan memiliki potensi untuk menjadi generasi yang lebih toleran dan inklusif.
Dari sisi pendidikan, hal yang perlu diwaspadai dari generasi ini adalah mereka akan tumbuh menjadi generasi yang cukup rentan jika dalam pola asuh yang kurang kasih sayang dan pengawasan karena orang tua dari sebagian besar generasi Y memiliki pola hidup yang mementingkan dirinya sendiri, keseimbangan hidup hanya untuk dirinya.
Dalam pengasuhan sebagian besar generasi ini diserahkan pada baby sitter, atau pola pendidikan yang sepenuhnya diserahkan kepada pihak sekolah, berapa pun biayanya tidak masalah, segi spiritualitas diserahkan pada sekolah dan lembaga agama. Hal seperti ini cukup berbahaya bagi tumbuh kembang Generasi Alpha ini. Orangtua sebaiknya menghindari hal-hal tersebut di atas untuk kebaikan tumbuh kembang anak generasi ini. Karena yang terpentingbukan hanya sisi kebutuhan material tercukupi, namun sangat diperlukan juga untuk memperhatikan dan menekankan pola asuh yang penuh kasih sayang.
Sumber: Human Idea