Kemampuan mengenali diri sebagai seorang pribadi sangatlah penting dan wajib untuk dimiliki. Setiap orang harus memahami siapakah aku, apa kekuatan dan kelemahan ku, apa cara terbaik untuk mengembangkan diri sebelum aku dapat mengembangkan orang lain.
Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), merupakan instrumen tes yang populer di kalangan pemerhati kepribadian individu. MBTI sendiri dikembangkan oleh Katherine Cook Briggs dan putrinya yang bernama Isabel Brigges Myers pada Perang Dunia II, untuk membantu para pencara kerja menemukan tipe pekerjaan yang paling cocok bagi mereka.
Selain itu, MBTI berguna untuk mengenali perilaku dalam memproses informasi, mengambil keputusan, dan cara berhubungan dengan dunia luar. MBTI dapat dipakai untuk mengenali rangkaian preferensi, pilihan-pilihan perilaku, dan menggali pemahaman mendalam tentang gaya kepemimpinan seseorang.
Berikut adalah dimensi yang dapat diteliti dengan metode MBTI, diantaranya:
- Ekstrover (E) vs Introvert (I)
Dimensi EI melihat orientasi energi dari seseorang mengarah kedalam ataupun keluar. Ekstrovert artinya tipe pribadi yang suka dunia luar, mereka suka bergaul, menyenangi interaksi sosial, beraktivitas dengan orang lain, serta berfokus pada dunia luar dan action oriented.
Sebaliknya, tipe introvert adalah mereka yang suka dunia dalam (diri sendiri). Introvert senang menyendiri, merenung, membaca, menulis, dan tidak begitu suka bergaul dengan banyak orang. Mereka mampu bekerja sendiri, penuh konsentrasi dan fokus. - Sensing (S) vs Intuition (N)
Dimensi SN dipakai untuk melihat bagaimana individu memproses sebuah informasi. Tipe sensing memproses data dengan cara bersandar pada fakta yang konkret, praktis, realistis, dan melihat data apa adanya. Mereka menggunakan pedoman pengalaman dan data konkret serta memilih cara-cara yang sudah terbukti.
Sementara tipe intuition memproses data dengan melihat pola dan hubungan, pemikir abstrak, konseptual, serta melihat berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Mereka berpedoman pada imajinasi, memilih cara unik, dan berfokus pada masa depan (apa yang mungkin dapat dicapai pada masa yang akan datang). - Thingking (T) vs Feeling (F)
Dimensi ketiga dipakai untuk menilai seseorang dalam mengambil keputusan. Thinking adalah mereka yang selalu mengambil keputusan dengan menggunakan logika dan kekuatan analisis mereka, dan cenderung berorientasi pada tugas dan objektif yang membuat mereka terkesan kaku dan keras kepala.
Sementara feeling adalah mereka yang melibatkan perasaan, empati, serta nilai-nilai yang diyakini ketika hendak mengambil keputusan. Tipe ini berorientasi pada hubungan dan subjektif dan memiliki empati dan menginginkan harmoni dalam hal yang dikerjakan. - Judging (J) vs Perceiving (P)
Dimensi terakhir digunakan untuk menilai tingkat fleksibilitas seseorang. Judging yang dimaksudkan bukanlah hal menghakimi, judging diartikan sebagai tipe orang yang selalu bertumpu pada rencana yang sistematis dan selalu berpikir dan bertindak teratur. Tipe ini tidak menyukai hal-hal yang mendadak dan diluar perencanaan.
Sementara tipe perceiving adalah mereka yang bersifat fleksibel, spontan, adaptif, dan bertindak secara acak untuk melihat beragam peluang yang muncul. Perubahan yang mendadak tidak menjadi masalah bagi mereka, dan ketidakpastian tetap membuat mereka bergairah.
Bagi Sobat Andi yang ingin mengetahui lebih banyak tentang strategi pengembangan diri, Anda dapat menemukannya pada link yang tertera di bawah ini.
Sumber: https://www.google.co.id/books/edition/I_m_a_Coach/c4qACwAAQBAJ?hl=id&gbpv=0
Listen on spotify
Latest Posts
- Usai Revisi UU Minerba, Kampus Tak Bisa Lagi Kelola Tambang
- Gunakan Militer, AS Tuntut 50% Mineral Langka Ukraina sebagai ‘Bayaran’ Bantuan
- Israel Bentuk Badan “Relokasi Sukarela”: Kontroversi Rencana Pengosongan Gaza
- Kedatangan Cristiano Ronaldo ke Kupang Indonesia: Dedikasi untuk Kemanusiaan
- Zelensky Tolak Diplomasi AS-Rusia Tanpa Keikutsertaan Ukraina