Buku adalah jendela dunia, Begitulah adagium yang sangat popular ditengah kita dari masa ke masa. Makna betapa pentingnya buku karena memberikan banyak pengetahuan pada manusia, kini menjadi aktivitas hanya untuk “iseng” saja. Iseng karena mungkin sedang menunggu, sedang jenuh dan bosan, atau alasan lainnya.
Tingkat literasi masyarakat memiliki hubungan vertikal terhadap kualitas bangsa. Tolak ukur kemajuan serta peradaban suatu bangsa adalah budaya membaca yang mengakar pada masyarakatnya. UNESCO menyatakan dari 1000 orang penduduk Indonesia, ternyata hanya satu orang yang memiliki minat baca dengan indeksi minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001.
Masyarakat Indonesia rata-rata dinilai hanya membaca 0-1 buku setiap tahun. Berbeda dengan warga negara Amerika Serikat yang terbiasa membaca 10-20 buku setahun, dan warga Jepang 10-15 buku setahun. Ini merupakan sebuah tragedi, dimana hal ini mengkonfirmasi bahwa literasi masih termarjinalkan pada lanskap ekonomi dan politik negara kita.
Riset yang dibuat dengan tajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, menyatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur yang disediakan untuk mendukung pembaca, peringkat Indonesia berada di atas dari banyak negara di Eropa.
Menurut beberapa pakar, setidaknya ada beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya minat baca di Indonesia, yakni pengaruh lingkungan, dorongan orang tua tentang membaca sejak dini yang tidak dianggap penting, generasi serba instan, dipengaruhi kemudahan teknologi, buku yang tersedia kurang menarik dan tidak lagi relevan, hingga tidak adanya kesadaran dalam diri akan manfaat dari membaca buku.
Listen on spotify
Latest Posts
- Kasus Suap Rp10 Miliar di Kalsel, KPK Berhasil Tangkap 6 Orang
- Peringatan Satu Tahun Agresi di Gaza: Israel Siaga dari Serangan Hamas
- Jokowi Tegaskan Perlunya Keramaian di IKN Sebelum Pindah
- HUT TNI ke-79: Banggakan Alutsista Buatan Anak Bangsa
- Hakim Bersatu: 1.730 ‘Yang Mulia’ Tuntut Keadilan Kenaikan Gaji