Kakao merupakan komoditas perkebunan yang memegang peran penting dalam perekonomian Indonesia. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, kakao juga merupakan sumber devisa negara. Indonesia saat ini tercatat sebagai produsen kakao terbesar ketiga di dunia, setelah Pantai Gading dan Ghana.
Walaupun Indonesia dikenal sebagai negara produsen kakao yang besar, namun produktivitas dan mutunya masih rendah. Rata-rata produktivitas kakao berkisar 0.8 ton/ha, sedangkan negara penghasil kakao yang lain mencapai 1,5 ton/ha.
Rendahnya produktivitas kakao di Indonesia disebabkan oleh penggunaan benih unggul yang baru mencapai 40%, rendahnya kualitas penerapan Good Agricultural Practicies (GAP), dan tingginya kehilangan kakao akibat serangan OPT. Rendahnya mutu kakao tersebut mengakibatkan terjadinya diskriminasi harga dan penurunan volume ekspor kakao Indonesia ke beberapa negara.
Penyakit dan hama tanaman kakao banyak muncul di lahan pertanaman kakao karena kondisi lingkungan serta sistem pertanaman kakao yang masih konvensional. Penyakit pada tanaman kakao dapat disebabkan oleh bakteri termasuk didalamnya Bacillus undulatus, Bacterium xylmoides, dan Bacterium xylum.
Masih ada banyak faktor lain yang dapat menyebabkan penurunan produksi biji kakao. Termasuk infestasi serangga, tekanan sosial untuk menanam tanaman lain, isu ekonomi yang melemahkan komitmen petani untuk menanam kakao, tekanan sosial untuk menghancurkan lingkungan hutan hujan, dan beberapa tantangan lainnya.
Bagi Sobat Andi yang membutuhkan informasi lengkap tentang “Kompendium Penyakit-Penyakit Kakao”, Anda dapat menemukannya pada link yang tertera dibawah ini.