Sejumlah pengguna Twitter merasa resah dengan perubahan-perubahan yang dilakukan Elon Musk sebagai pemilik baru Twitter. Kontroversi pemecatan karyawan dan penarikan tarif akun centang biru yang dilakukan Elon Musk, membuat banyak pengguna twitter “rehat” dan berpindah ke sosial media lain, salah satunya adalah Mastodon.
Mastodon dibangun oleh Eugen Rochko seorang programmer asal Jerman yang sekaligus menjabat sebagai CEO dari Mastodon. Platform yang didirikan pada tahun 2016 ini menawarkan menu yang mirip dengan twitter diantaranya, penggunaan hastag, orientasi pada teks yang cepat, berita dan percakapan antar pengguna yang berbasis pada penggunaan video, foto, musik, buku, acara,dll
Meski ada banyak kesamaan dalam berbagai fitur, Mastodon memiliki beberapa kelebihan diantaranya, pengguna dapat melakukan postingan sebanyak 500 karakter, dimana Twitter hanya menawarkan 280 karakter disetiap postingan. Pengguna dapat menambahkan video dan audio dengan durasi yang tidak dibatasi, namun batas ukuran file maksimal 40 megabite.
Selain itu sebagai organisasi yang terdesentralisasi, Mastodon dapat memberi pengalaman online yang lebih terkontrol dan aman dari hal negatif yang bersifat pelecehan.
Untuk membuat akun Mastodon, kita dapat langsung mengakses web Mastodon, dilanjutkan dengan mengklik buat akun, selanjutnya kita akan diarahkan ke fitur pemilihan server. Tersedia juga menu filter dimana pengguna dapat menentukan pilihan seperti, wilayah, bahasa, topik, kecepatan pendaftaran,dll.
Pengguna baru Mastodon mengalami lonjakan yang luar biasa, CEO Mastodon mengklaim lonjakan tersebut dimulai pada tanggal 27 Oktober sampai hari ini 10/11/22, dimana hari tersebut bertepatan dengan hari Elon Musk menutup transaksi akuisisi Twitter.
Listen on spotify
Latest Posts
- Mimpi Prabowo Bangun Kampung Haji di Mekkah Dapat Restu Arab Saudi
- PDIP Tak Ingin Ganti Sekjen Meski Hasto Kristiyanto Dituntut 7 Tahun Penjara
- Usai Laporan Jokowi, Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Roy Suryo
- Sri Mulyani Sebut Indonesia Butuh Investasi Rp 7.500 Triliun di 2026
- Kesal pada Jaksa, Tom Lembong Makan Gula Rafinasi di Depan Hakim