Dalam perkembangan terbaru, mediator utama dari Qatar mengumumkan bahwa perundingan untuk gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera telah mencapai “tahap akhir.” Mereka berharap kesepakatan dapat dicapai dalam waktu dekat.
Qatar, bersama dengan Mesir dan Amerika Serikat, telah meningkatkan upaya untuk menengahi gencatan senjata setelah serangan Hamas yang terjadi pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan banyaknya korban jiwa, dengan angka resmi mencapai sedikitnya 46.000 orang. Banyak lembaga menyebut situasi ini sebagai genosida. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, menyatakan, “Kami berharap ini akan segera mengarah pada kesepakatan,” namun ia juga mengingatkan untuk tidak terlalu bersemangat sampai ada pengumuman resmi.
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengadakan pertemuan dengan pejabat keamanan tinggi untuk membahas kemungkinan kesepakatan tersebut. Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, dalam kunjungannya ke Roma, Italia, menegaskan adanya “keinginan sejati dari pihak kami untuk mencapai kesepakatan.” Sementara itu, Presiden AS yang akan segera lengser, Joe Biden, melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi. Dalam pernyataan pers, Sisi menekankan perlunya fleksibilitas dari kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan.
Namun, meski diplomasi terus berlangsung, pasukan Israel masih melanjutkan serangan di Gaza. Badan pertahanan sipil Gaza melaporkan bahwa serangan udara dan penembakan semalam menewaskan sedikitnya 18 orang. “Malam tadi sangat keras dan berdarah,” ungkap juru bicara Mahmud Bassal. Kementerian Kesehatan Palestina di Tepi Barat juga melaporkan bahwa serangan udara Israel di kamp pengungsi Jenin menewaskan enam orang, yang kemudian dikonfirmasi oleh militer Israel.
Di dalam Israel, terdapat penolakan terhadap gencatan senjata dari beberapa anggota pemerintahan sayap kanan. Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben Gvir, menyatakan penolakannya terhadap “kesepakatan yang membawa bencana.” Sebelumnya, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich juga mengungkapkan sikap yang sama, menegaskan bahwa ia akan menentang perjanjian apa pun untuk menghentikan perang. Namun, Saar tetap optimis, mengatakan bahwa jika kesepakatan penyanderaan tercapai, ia yakin akan ada mayoritas dalam pemerintahan yang mendukungnya.
Dengan situasi yang semakin kompleks, harapan akan gencatan senjata dan perdamaian di Gaza masih tergantung pada keberhasilan perundingan yang sedang berlangsung.
Bagi sobat andi tertarik dengan topik negosiasi, dapat membaca buku berjudul “Negosiasi Anti Gagal” melalui link dibawah ini.
Baca disini: Negosiasi Anti Gagal.