Dua petinggi Majelis Ulama Indonesia (MUI) dari NU dan Muhammadiyah, Anwar Abbas dan Cholil Nafis, menolak rencana Presiden Prabowo Subianto mengevakuasi 1.000 warga Gaza ke Indonesia.
Mereka menilai langkah ini berpotensi membantu agenda Israel dan Amerika Serikat untuk mengosongkan Gaza serta memperkuat pendudukan. Anwar Abbas mempertanyakan urgensi rencana tersebut, yang dinilai selaras dengan proposal relokasi Israel-Trump, dan memperingatkan risiko Gaza jatuh ke tangan Israel seperti nasib Yerusalem.
Anwar Abbas juga mengkritik kunjungan Prabowo ke lima negara yang memiliki hubungan dengan Israel, seperti UEA dan Turki. Ia menegaskan bantuan untuk Gaza harus diberikan di lokasi konflik, bukan melalui evakuasi massal.
“Kita tahu tipu daya penjajah dari pengalaman 350 tahun dijajah,” ujarnya. Sementara itu, Cholil Nafis menyoroti akar masalah: agresi Israel yang melanggar hukum internasional. Ia menegaskan yang perlu dihentikan adalah serangan Israel, bukan memindahkan warga Palestina dari tanah mereka.
Cholil Nafis juga mengingatkan ketiadaan jaminan kepulangan warga Gaza jika dievakuasi ke Indonesia. “Banyak pengungsi Palestina di luar negeri yang tak bisa pulang. Ini justru memudahkan Israel menguasai wilayah,” katanya.
Kedua tokoh sepakat, simpati terhadap Palestina harus disalurkan tanpa mengorbankan hak mereka atas tanah kelahiran. Mereka mendesak pemerintah fokus pada upaya menghentikan agresi Israel dan memperkuat solidaritas global untuk perlindungan warga Gaza di rumah sendiri.
Bagi sobat andi yang tertarik dengan topik seputar agresi militer dan hukumnya, dapat membaca buku berjudul “Hukum Pidana Internasional” melalui link dibawah ini.
Baca disini: Hukum Pidana Internasional.