Kebijakan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengenai “Hilirisasi” menuai banyak kontroversi dari Uni Eropa dan negara-negara maju lainnya. Tidak tanggung-tangung, negara-negara maju tersebut menggugat Indonesia atas keputusan tersebut yang mengakibatkan Indonesia kalah dan harus melakukan banding dalam sengketa perdagangan ini.
Namun berapa banyak diantara Sobat Andi yang mengetahui arti hilirisasi? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penghiliran atau hilirisasi adalah proses pengolahan bahan baku menjadi barang siap pakai yang memiliki nilai yang lebih tinggi. Saat ini hilirisasi di Indonesia berfokus pada nikel, briket, metanol, kokas, dan beberapa jenis hasil bumi lainnya.
Presiden Jokowi bersama seluruh kabinet tengah berjuang keras agar hilirisasi ini dapat terus berjalan. Alasannya jelas, karena kebijakan ini dapat memberi dampak positif bagi perekonomian negara. Berikut beberapa alasan mengapa hilirisasi harus dilakukan dengan maksimal, diantaranya:
• Miningkatkan Pasokan
Penghiliran memberi kontribusi untuk meningkatkan efesiensi dan nilai dalam sebuah proses produksi, serta mendorong kinerja operasional perusahaan.
• Menjaga Stabilitas Harga
Penghiliran dapat menstabilkan nilai/harga saat terjadi gejolak harga yang signifikan (khususnya impor). Kebijakan ini bisa mengurangi fluktuasi harga bahan mentah karena dapat menjual produk bernilai tambah.
• Memperkuat Daya Saing
Penghiliran dapat mendukung industri dalam negeri secara berkelanjutan, serta meningkatkan daya saing di pasar internasional karena produksi dalam negeri dapat berjalan secara mandiri.
Jokowi menambahkan, konsistensi hilirisasi diharapkan menjadi salah satu cara yang efektif untuk mencapai Indonesia sebagai negara maju pada 2045, dengan angka Pendapatan Domestik Bruto (PDB) senilai US$9 triliun-US$11 triliun, dan pendapatan per kapita mencapai US$21 ribu-US$29 ribu.