Dalam kondisi normal, investasi seharusnya merupakan kegiatan yang menantang, sekaligus menyenangkan. Di sana kemampuan seseorang untuk memprediksi, mengantisipasi, menganalisis, dan memilih alternatif keputusan saling diadu. Investor bersorak girang jika apa yang dilakukannya mendatangkan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Sebaliknya, ia akan kecewa jika hasil yang didapat tidak memadai karena kesalahan prediksi. Itu semua terjadi secara alamiah.
Akan tetapi, kegiatan investasi adalah kegiatan ekonomi-sangat rentan terhadap perubahan lingkungan ekonomi, politik, maupun sosial. Jika terjadi guncangan di salah satu lingkungan itu, segera terpancar isyarat yang tidak baik kepada para investor; dan investor pun akan segera bereaksi.
Ketika itulah terjadi turbulensi pasar, tempat “bermain”-nya para investor. Turbulensi ini bisa saja bersifat lemah dan tidak berlangsung lama. Namun sebaliknya, turbulensi bisa mengentak dan berdurasi cukup lama.
Turbulensi pasar sering dikonotasikan negatif karena menggambarkan situasi yang tidak kondusif bagi investasi. Sebaliknya, dinamika pasar lebih dikonotasikan positif sebagai gambaran kemajuan yang dialami pasar.
Turbulensi pasar digambarkan sebagai situasi yang memberikan banyak ancaman bagi investor dan dunia bisnis. Sebaliknya, dinamika pasar merupakan situasi yang memberikan banyak tantangan dan kesempatan bagi investor dan kalangan bisnis.
Secara rinci, ada beberapa karakteristik utama turbulensi pasar yang dapat diidentifikasi oleh para ahli, diantaranya:
• Harga aset tidak terkendali
• Relative Strength Index tidak dihiraukan
• Capital outflow tinggi
• Aksi jual aset tidak normal karena perilaku cut-loss
• Regulator tidak diperhatikan
Bagi Sobat Andi yang tertarik dengan infromasi lengkap tentang “Investasi dalam Turbulensi”, Anda dapat menemukannya pada link yang tertera di bawah ini.
Sumber: Strategi Menghadapi Turbelensi dalam Investasi
Ebook: Strategi Menghadapi Turbelensi dalam Investasi