Setelah mengungsi akibat serangan Israel, sekitar 200.000 warga Palestina mulai kembali ke Gaza. Kepulangan ini terjadi setelah perjanjian gencatan senjata yang menyusul pembebasan sejumlah tawanan Israel.
Dalam dua jam pertama setelah Israel membuka pos pemeriksaan, ribuan warga Palestina memasuki wilayah utara Gaza. Mereka bergegas ke penghalang Israel untuk menyambut anggota keluarga yang terpisah selama berbulan-bulan. Pada pukul 7.00 pagi, ribuan orang berjalan kaki melalui Jalan Al-Rasheed, sementara mobil diizinkan untuk melanjutkan perjalanan pada pukul 9.00 pagi di Jalan Salah Al-Din.
Di media sosial, banyak aktivis Palestina mengunggah rekaman momen bahagia saat orang-orang merayakan kepulangan mereka. Namun, kepulangan ini tidak tanpa tantangan; Israel sebelumnya sempat menghalangi warga Palestina untuk kembali ke utara.
Warga Gaza yang terpaksa pindah ke selatan selama perang kini berusaha menyambut kembali anggota keluarga mereka. Perjalanan ke utara dilakukan dengan berbagai cara—berjalan kaki, motor, dan mobil—untuk bersatu kembali dengan orang-orang tercinta. Salah satu kisah yang menyentuh adalah Mahoud dan Ibrahim Al-Atut, saudara kembar yang terpisah lebih dari setahun akibat pertempuran.
Namun, kepulangan ini juga menyisakan kepedihan. Gaza Utara mengalami kerusakan parah, dan banyak yang kembali mendapati rumah mereka hancur. Salem Badawi, salah satu warga, mengungkapkan, “Kami ingin kembali ke rumah. Kami lelah dan tertekan, tetapi rumah kami hangus dan terbakar. Kami tidak tahu apa yang akan kami lakukan.”
Sebelumnya, Israel menahan kepulangan mereka dengan alasan bahwa Hamas melanggar perjanjian gencatan senjata. Namun, setelah kesepakatan baru untuk membebaskan warga Israel, warga Palestina akhirnya diizinkan kembali ke tanah air mereka.
Bagi sobat andi yang tertarik dengan topik seputar hubungan internasional, dapat membaca buku berjudul “Agama dan Kajian Hubungan Internasional” melalui link dibawah ini.
Baca disini: Agama dan Kajian Hubungan Internasional.