Buku ini mencatat berbagai pengalaman para wirausaha dan inovator akar rumput yang tersebar di berbagai tempat di Indonesia. Motivasi penulisan ini adalah bahwa pengalaman-pengalaman hidup mereka perlu disebarluaskan untuk menginspirasi sekaligus dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran di perguruan tinggi mendampingi buku teks bisnis dan kewirausahaan. Konteks pandemi Covid-19 juga menjadi latar belakang cerita perjuangan mereka untuk bertahan hidup.
Kisah 1 bercerita tentang inovasi sosial yang dilakukan oleh komunitas anak muda pelestari wayang di Bantul. Kisah 2 memuat tentang keluarga penjual batik di Solo bernama Ratna Batik. Cerita Warung Murakabi minggir di Yogyakarta yang menerapkan kewirausahaan lestari diuraikan di kisah 3. Sementara itu, kisah 4 memuat inspirasi tentang pengelolaan Pondok Wisata Armagedon di Magelang.
Kisah 5 memuat bagaimana salah satu toko elektronik di Yogyakarta bertahan di masa pandemi dan kisah 6 bercerita tentang kuliner belut Godean yang menjadi usaha komunitas di Sleman. Salah satu pusat kerajinan kulit terkenal di Yogyakarta dimuat di kisah 7 dan praktik koperasi dan lumbung pangan yang memperjuangkan semangat ekonomi kerakyatan di Gunung Kidul diceritakan di kisah 8.
Kisah 9 bercerita tentang situasi bisnis heritage dan potensinya di Semarang sementara kisah 10 memuat usaha kopi lintas generasi. Lebih lanjut, kisah 11 dan 12 bercerita tentang toko yang didirikan pasangan pembelajar di Nusa Tenggara Timur dan Medan.
Kisah 13 bercerita tentang salah satu rumah makan di Yogyakarta. Kisah 14 adalah tentang bisnis biji jenitri di Kebumen, kisah 15 tentang salah satu kuliner khas Jogja yang terkenal. Lebih lanjut, kisah 16 memuat inspirasi kewirausahaan sosial dari seorang pendiri sekolah SALAM.
Sementara itu, kisah 17 memuat satu usaha rumahan yang tembus pasar internasional walau di tengah pandemi. Kisah 18 menceritakan usaha jajanan pasar di Gunung Kidul, kisah 19 tentang salah satu kuliner legendaris di Kudus, dan kisah 20 tentang bisnis kamar kos.
Kisah 21 bercerita tentang usaha bengkel, kisah 22 tentang eksistensi kelompok ternak sapi kota, dan kisah 23 tentang pelestarian seni tradisional Kalimantan. Buku ini ditutup oleh tulisan tentang Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang perlu dikembangkan sebagai organisasi pengetahuan.
Link pembelian: TuturAkarRumput : Jejak Pejuang Wirausaha dan Inovator Akar Rumput
Ebook: TuturAkarRumput : Jejak Pejuang Wirausaha dan Inovator Akar Rumput