Pig Butchering Scam merupakan model penipuan yang sedang marak terjadi tidak terkecuali di Indonesia. Istilah Pig Butchering (potong babi) diambil dari kebiasaan peternak babi yang dengan sengaja menggemukkan ternak mereka sebelum disembelih.
Hal yang sama juga diterapkan oleh pelaku terhadap korbannya, beberapa korban Pig Butchering dapat kita temukan di Indonesia.
Sebelum mengeksekusi korbannya para penipu (scammers) akan melakukan pendekatan untuk membangun hubungan persahabatan, mengaku sebagai teman lama bahkan sampai menggunakan kedok cinta kepada korban. Sejauh ini scammers mencari mangsanya melalui media sosial, aplikasi cari teman online dan aplikasi komunikasi lainnya.
Setelah membangun hubungan dan mendapatkan kepercayaan korban, scammers akan mencoba mencari informasi kehidupan, keluarga, pekerjaan dari korban, informasi tersebut akan digunakan untuk memanipulasi korban. Scammer juga akan mengarang sebuah cerita seolah-olah memiliki pengalaman yang sama bahkan lebih buruk dari keadaan yang dialami korban.
Selanjutnya pelaku mulai memperkenalkan Cryptocurrency atau investasi uang digital sebagai instrumen investasi yang menguntungkan, scammers akan memperkenalkan platform yang sudah di-setting untuk menipu korban. Pelaku akan menunjukkan bukti-bukti bahwa investasi crypto adalah investasi yang memiliki legalitas yang jelas, bahkan pelaku akan “mengizinkan” korban untuk menarik dan menikmati hasil dari investasi agar mau mencoba lagi dengan jumlah investasi yang lebih besar.
Setelah berhasil memanipulasi korban untuk menanam investasi yang lebih besar, scammers akan memutuskan hubungan pertemanan, percintaan bahkan komunikasi terhadap korban, sehingga korban tidak dapat menuntut hasil investasi.
Itulah cara populer yang digunakan oleh scammers dalam memangsa target mereka, diharapkan informasi ini dapat membantu kita mengantisipasi penawaran investasi khususnya investasi uang digital yang sedang populer di kalangan milenial dan Gen Z di Indonesia.