Jakarta, 23 Juli 2025 – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) mengambil peran kunci dalam percepatan hilirisasi dan ketahanan energi Indonesia. Lembaga investasi negara ini berkomitmen mendanai proyek-proyek prioritas senilai 38 miliar dolar AS, setara Rp 618 triliun, yang 96%-nya ditujukan untuk hilirisasi minerba, transisi energi, dan ketahanan energi.
Komitmen monumental ini diumumkan langsung oleh CEO BPI Danantara, Rosan P. Roeslani, usai menerima dokumen prastudi kelayakan dari Ketua Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, di Jakarta (22/7/2025). Dokumen tersebut memuat 18 proyek strategis, meliputi:
- 8 Proyek produk tambang mineral
- 3 Proyek produk pertanian
- 3 Proyek produk perikanan
- 2 Proyek minyak dan gas
- 2 Proyek energi baru dan terbarukan
Selain nilai investasi yang besar, proyek-proyek ini diproyeksikan menyerap lebih dari 270.000 tenaga kerja. “Hilirisasi tak hanya di mineral, tapi juga perkebunan dan pertanian. Ini akan memberi dampak positif besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan dan berkualitas,” tegas Rosan.
Dukungan Pendanaan dan Kesiapan Eksekusi
Danantara telah mengantongi dana segar untuk mendukung rencana ini. Sejak dibentuk, lembaga ini berhasil mengumpulkan komitmen pendanaan senilai 7 miliar dolar AS dari investor swasta dan sovereign wealth fund (SWF) negara lain, termasuk Qatar Investment Authority (4 miliar dolar AS) dan China Investment Corporation (2 miliar dolar AS). Selain itu, Danantara juga memperoleh fasilitas pendanaan tanpa jaminan senilai 10 miliar dolar AS dari 12 bank internasional.
Minat investor asing terhadap hilirisasi Indonesia pun semakin menguat. Rosan mencatat, sekitar 30% dari total investasi Rp 950 triliun lebih yang masuk pada semester I-2025 dialokasikan untuk proyek hilirisasi. “Dengan panduan prastudi kelayakan ini, kami akan segera menindaklanjuti untuk memastikan kesinambungan dan pelaksanaan proyek,” ujarnya.
Menteri Bahlil menegaskan bahwa dokumen prastudi telah disiapkan melalui proses panjang dengan melibatkan pemerintah, akademisi, perusahaan teknologi, dan pemangku kepentingan terkait. “Kami serahkan penyempurnaan studi ini kepada Danantara yang memiliki sumber pendanaan. Beberapa proyek bahkan sudah bisa dieksekusi di sisa tahun ini,” jelasnya. Proyek terdekat yang disebutkan adalah pembangunan kilang minyak berkapasitas 1 juta barel dan fasilitas penyimpanan minyak untuk jaminan ketahanan energi 21 hari, yang akan dieksekusi setelah studi banding ke Angola dan AS.
Ekspansi dan Pengawasan
Menariknya, kebutuhan investasi hilirisasi nasional ternyata lebih besar. Bahlil mengungkapkan kesiapan Indonesia menerima investasi tambahan sekitar Rp 100 triliun mulai November 2025, khususnya untuk proyek hilirisasi baterai kendaraan listrik yang belum masuk dalam dokumen untuk Danantara. Proyek senilai 8 miliar dolar AS bersama investor China dan Korea untuk pengolahan nikel hingga sel baterai bahkan mobil listrik juga disebutkan sebagai salah satu yang terbesar.
Dukungan terhadap langkah strategis ini datang dari legislatif. Mukhtarudin, Anggota Komisi XII DPR, menyebut komitmen investasi Danantara sebagai capaian strategis konsolidasi kebijakan hilirisasi nasional. Ia mengingatkan agar hilirisasi tak berhenti di pembangunan smelter, tetapi meluas ke sektor manufaktur, logistik energi, dan penguatan kapasitas industri. “Kita sedang membangun ekosistem industri baru. Investasi harus diarahkan ke sektor strategis seperti pengolahan tambang, manufaktur berbasis SDA, dan infrastruktur energi di luar Jawa untuk pemerataan ekonomi dan daya saing,” tegas Sekretaris Fraksi Golkar ini.
Mukhtarudin menekankan pentingnya tata kelola yang baik, peta jalan detail yang melibatkan BUMN, pelaku usaha nasional, dan UMKM daerah, serta pengawasan DPR untuk memastikan kebijakan tepat sasaran, transparan, dan berkelanjutan. “Keberhasilan hilirisasi akan menjadi indikator penting transformasi ekonomi Indonesia di masa pemerintahan baru,” pungkasnya.
Kolaborasi antara Danantara, pemerintah melalui Satgas yang dipimpin Bahlil, dan dukungan legislatif membentuk fondasi kuat untuk mewujudkan gelombang investasi hilirisasi terbesar dalam sejarah Indonesia, menuju ketahanan energi dan transformasi ekonomi berkelanjutan.
Bagi sobat andi yang tertarik dengan topik seputar investasi, dapat membaca buku berjudul “Manajemen Investasi Dan Teori Portofolio” melalui link dibawah ini.
Baca disini: Manajemen Investasi Dan Teori Portofolio.