Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Anindito Aditomo akan menarik buku bertajuk ‘Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra’.
Hal ini dilakukan untuk merespons kritik dari PP Muhammadiyah soal buku panduan tersebut mengumbar kekerasan fisik dan seksual. Buku-buku sastra yang direkomendasikan dianggap berpotensi memberikan pemahaman yang keliru bagi anak-anak bangsa terutama dalam ranah etika dan perilaku.
Didalam buku ini ditemukan kisah seorang anak perempuan yang terganggu jiwanya, dieksploitasi secara seksual oleh seorang dewasa. Beberapa contoh frasa dan kalimat yang tidak pantas seperti, ‘tetapi lelaki itu menarik tubuhku. Kemudian, bersamaan dengan gerak mengayun ke bawah yang indah, sebuah XXXXXX bergelora hinggap di XXXXX. aku tidak melawan, bahkan XXXXX kami terurai saat ia berbisik perlahan’. ‘Rambutnya dijambak. Lehernya dibetot, dipelintir, dan diinjak. XXXXXXX ditebas’,”
Anindito menjelaskan sampai saat ini belum ada pengiriman buku panduan atau karya-karya sastra tersebut ke sekolah-sekolah. Kemendikbud telah membentuk tim kurator yang terdiri dari sastrawan, akademisi, dan guru untuk menentukan buku yang layak digunakan.
Banyak pihak meminta Kemendikbudristek agar lebih hati-hati dalam melakukan pengawasan terhadap buku-buku yang digunakan oleh peserta didik. Tersedia 43 buku sastra yang direkomendasikan untuk tingkat SD/MI. Sementara untuk tingkat SMP/MTs ada 29 buku yang direkomendasikan, dan 105 buku sastra yang direkomendasikan untuk tingkat SMA/SMK/MA/MAK.
Bagi Sobat Andi yang tertarik dengan “Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia”, silahkan mengunjungi link di bawah ini.
Link pembelian: Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia