Sekaran (2003) menegaskan bahwa permasalahan atau isu dari riset perlu diidentifikasikan dan didefinisikan dengan jelas. Mengidentifikasi permasalahan (isu) riset merupakan hal yang penting, karena urutan-urutan riset selanjutnya, seperti tujuan riset dan hipotesis-hipotesisnya sangat tergantung dari tahap ini.
Banyak hasil penelitian menulis bagian latar belakang permasalahan ini berlembar-lembar dan berkepanjangan. Alasannya adalah supaya latar belakang permasalahan ini dapat dipahami dengan baik, sehingga membutuhkan penjelasan yang panjang. Celakanya, penjelasan yang panjang ini mengaburkan latar belakang permasalahan yang akan diangkat.
Latar belakang permasalahan sebaiknya ditulis dengan jelas di awal-awal laporan hasil riset, misalnya di halaman pertama atau kedua. Jika sudah beberapa halaman pembimbing masih belum menemukan atau belum mengerti isu yang akan diteliti, maka pembimbing atau sponsor riset cenderung menolak riset karena tidak yakin peneliti mengerti fenomena yang akan ditelitinya.
Sering kali ditemui suatu hasil penelitian mengacu ke beberapa sumber bacaan. Akan tetapi ketika dicari di daftar pustaka, sumber bacaan tersebut tidak ditemukan. Kelalaian seperti ini banyak terjadi. Peneliti harus meyakinkan bahwa apa yang diacu di dalam hasil penelitiannya sudah dicantumkan di daftar pustaka.
Kelalaian sebaliknya juga sering terjadi, yaitu banyak artikel jurnal dan buku dicantumkan di daftar pustaka, tetapi tidak diacu di hasil penelitiannya. Pencantuman bahan-bahan bacaan yang berlebihan dan yang tidak digunakan ini disebut dengan padding. Padding banyak dilakukan oleh peneliti untuk menunjukkan bahwa penelitian menggunakan banyak sumber bacaan, padahal kenyataannya tidak digunakan.
Bagi Sobat Andi yang membutuhkan informasi tentang “Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman”, silakan untuk mengunjungi link di bawah ini.
Sumber: Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman