Tren pembelajaran saat ini adalah pembelajaran yang berbasis ubiquitous learning. Pembelajaran ini bermakna bahwa pembelajaran dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. Dengan bantuan komputerisasi dan jaringan internet, semua hal itu menjadi mungkin dan memberikan alternatif belajar bagi pembelajar.
Blended learning adalah pembelajaran yang mengintegrasikan pertemuan tatap muka dengan online learning. Driscoll (2002) secara spesifik menyebutkan bahwa blended learning adalah pembelajaran yang mengombinasikan pertemuan tatap muka dengan pembelajaran berbasis web.
Blended learning dalam penerapannya dilakukan secara bervariasi, salah satu bentuk variasinya adalah flipped classroom. Pada kelas online disampaikan materi online seperti video dosen yang dikirimkan kepada pembelajar untuk dipelajari sebelum mengikuti pertemuan tatap muka. Selanjutnya, pembelajar dapat melakukan diskusi mengenai video yang dikirimkan. Kegiatan ini membuat pembelajar lebih siap untuk mengikuti kegiatan pada pertemuan tatap muka.
Istilah blended learning secara bergantian juga digunakan istilah blended teaching. Sama melekatnya dengan istilah belajar mengajar. Blended learning juga sering dikenal dengan istilah hybrid learning, multi-mode learning, mixed-mode learning, integrated learning, flexible learning, dan berbagai istilah lainnya.
Blended learning menerapkan tiga teori belajar utama, yaitu behavioristik, kognitivistik, dan humanistik. Kombinasi kegiatan belajar pada pertemuan tatap muka dengan online learning memberikan ruang untuk blended learning menerapkan tiga teori belajar utama ini.
Untuk informasi lengkap tentang “Desain dan Implementasi Blended Learning”, Anda dapat menemukannya pada link yang tertera dibawah ini.