Menjelang perayaan tahun baru China atau Imlek, sering kita jumpai pertunjukkan barongsai di berbagai tempat dan pusat perbelanjaan. Sebenarnya mengapa tarian barongsai ini begitu identik dengan perayaan tahun baru Imlek?
Dari catatan wikipedia menyebutkan, tarian tradisional tiongkok yang mempergunakan sarung dan topeng menyerupai singa ini merupakan tarian dengan tujuan mendatangkan keberuntungan yang bisa ditelusuri sejak masa Dinasti Chin sekitar abad ketiga sebelum masehi. Selain dipercaya membawa keberuntungan, tarian barongsai ini juga dipercaya menghilangkan energi negatif dan mengusir roh-roh jahat.
Secara umum tarian barongsai dibedakan menjadi dua jenis menurut gerakannya, yaitu gerakan singa utara dan gerakan singa selatan. Adapun perbedaan dari tarian barongsai singa utara dan barongsai singa selatan adalah sebagai berikut:
- Tarian Singa Utara di Indonesia lebih lazim disebut Peking Sai. Peking Sai ini memiliki bulu lebat dan panjang berwarna kuning dan merah. Pada umumnya Barongsai Singa Utara ini dimainkan dengan dua singa dewasa yang berhias pita warna merah di kepalanya untuk Singa Jantan dan sedangkan pita hijau (atau bulu hijau di kepala) untuk Singa Betina. Tarian Pekingsai ini biasanya bersifat akrobatik dan atraktif, seperti berjalan di tali, berjalan di atas bola, menggendong, berputar, dan gerakan-gerakan akrobatis lainnya. Yang lebih menarik lagi, terkadang Peking Sai dimainkan dengan anak singa, atau seorang ‘pendekar’ yang memegang benda berbentuk bola untuk memimpin para singa. Biasanya, sang pendekar ini juga menjuruskan beberapa gerakan beladiri Wushu. Pada zaman dahulu, atraksi Pekingsai digunakan untuk menghibur keluarga kerajaan di istana Tiongkok.
- Tarian Singa Selatan adalah jenis yang paling sering kita lihat di Indonesia. Tarian dari Singa Selatan inilah yang kemudian disebut Barongsai. Tarian Singa Selatan biasanya lebih ekspresif dibanding Singa Utara. Kerangka kepala Singa Selatan dibuat dari bambu, lalu ditempeli kertas, lalu dilukis, dan ditempeli bulu dan dihias. Bulu yang paling sering dipergunakan untuk pembuatan barongsai ini adalah bulu domba atau bulu kelinci. Barongsai Singa Selatan memiliki bentuk yang sangat beragam, ada singa yang memiliki tanduk lancip, mulut seperti bebek, dahi yang tinggi, dan ekor yang lebih panjang disebut Fut San (juga disebut Fo Shan, atau Fat San). Sedangkan Singa yang memiliki mulut moncong ke depan, tanduk yang tidak lancip, dan ekor yang lebih kecil disebut Hok San. Tarian Singa Selatan ni biasanya mudah dikenali dari gerakan kepala yang keras dan melonjak-lonjak seiring tambuhan gong dan tambur.
Walaupun ada banyak gaya dalam tarian barongsai, namun biasanya tetap mengikuti delapan elemen dasar yang sama. Delapan elemen dasar dalam barongsai adalah tidur, membuka, bermain, pencarian, berkelahi, makan, penutup, dan tidur. (dna)