Dalam waktu satu atau dua atau tiga tahun belakangan ini, kita semua yang hidup di Indonesia mungkin sering mendengar istilah Digital Disruption. Istilah ini didengungkan oleh banyak pihak baik dalam media cetak, media online, dan televisi.
Mengapa banyak pihak di Indonesia yang membahas fenomena Digital Disruption yang tengah berlangsung saat ini? Karena Digital Disruption mendatangkan gelombang kehancuran terhadap segala sesuatu yang bersifat tradisional atau konvensional.
Transformasi digital itu menyangkut proses transformasi organisasi secara menyeluruh yang juga meliputi aspek-aspek management, culture, dan leadership. Secara umum dari penjelasan tersebut, dapat dibayangkan bahwa proses transformasi digital di dalam sebuah perusahaan merupakan sebuah proses yang kompleks.
Gelombang revolusi digital yang dipicu oleh internet kini tengah terjadi. Gejolak disruption yang dipicu oleh tarikan Digital Vortex saat ini sedang berlangsung di mana-mana. Proses digital transformation tidak bisa Anda tolak. Transformasi digital adalah satu-satunya jalan bagi kita agar bisa survive dari perubahan zaman.
Di samping itu, perlu pula Anda ketahui bahwasanya pada era digital ini telah terjadi perubahan perilaku orang-orang di dalam masyarakat. Perubahan ini menyebabkan terjadinya perubahan perilaku para konsumen yang saat ini banyak didominasi oleh kalangan milenial dan Generasi Z (Gen Z).
Perilaku kalangan milenial dan Gen Z tidak sama dengan generasi sebelumnya, yaitu Generasi Y. Mereka pada umumnya digital native. Itulah sebabnya mengapa konsumen zaman sekarang lebih menyukai melakukan banyak transaksi melalui smartphone mereka.
Bagi Sobat Andi yang tertarik dengan informasi lengkap tentang “Solusi Untuk Menghadapi Hempasan Gelombang Digital Disruption”, Silahkan mengunjungi link di bawah ini.
Sumber: “Solusi Untuk Menghadapi Hempasan Gelombang Digital Disruption”
Ebook: “Solusi Untuk Menghadapi Hempasan Gelombang Digital Disruption”